Pages - Menu

Kamis, 20 Juni 2013

e-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF ISLAM

e-Commerce
Teknologi merubah banyak aspek bisnis dan aktivitas pasar. Dalam bisnis perdagangan misalnya, kemajuan teknologi telah melahirkan metode transaksi yang dikenal dengan istilah e-commerce (electronoc commerce). Secara bahasa, electronic berarti ilmu elektronika, alat-alat elektronik, atau semua hal yang berhubungan dengan dunia elektronika dan teknologi. Sedangkan commerce berarti perdagangan atau perniagaan.

Secara istilah, sulit untuk mendefinisikan secara pasti apa itu e-commerce. Berikut ini akan dipaparkan beberapa definisi e-commerce yang diharapkan dapat mewakili dari banyaknya definisi yang ada. Menurut Association for Electronic Commerce secara sederhana mendefinisikan e-commerce sebagai mekanisme bisnis secara elektronis. Commerce Net, sebuah konsorsium industri memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu penggunaan jaringan komputer sebagai sarana penciptaan relasi bisnis sehingga terjadi proses pembelian dan penjualan jasa/pertukaran dan distribusi informasi antara dua pihak di dalam satu perusahaan dengan menggunakan internet.

Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi dalam buku mereka Mengenal e-commerce, mendefinisikan e-commerce sebagai satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Dari berbagai definisi yang ditawarkan dan dipergunakan oleh berbagai kalangan, dapat menyimpulkan bahwa e-commerce merupakan bisnis online yang menggunakan media elektronik yang keseluruhan baik pemasaran, pemesanan, pengiriman, serta transaksi jual beli kesemuanya dilakukan dalam ruang maya yaitu melalui internet.

Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi ini jelas dirasakan manfaatnya oleh kalangan pelaku bisnis. Manfaat diartikan sebagai akumulasis dari kemudahan yang didapat dari internet, khususnya dalam berbisnis. Keuntungan bisnis di internet antara lain memudahkan komunikasi intern dan ekstern, globalisasi bisnis dan keunggulan kompetitif, mengurangi biaya komunikasi dan mendapat feedback, memperluas jaringan kerja sama, marketing, dan sales, memudahkan pencarian informasi yang cepat dan murah, dapat mempelajari perilaku visitor, menambah image atau performance perusahaan dan website adalah showroom termurah dan paling praktis.Secara sederhana, proses e-commerce dapat dilakukan dengan cara konsumen berkunjung ke website merchant untuk melihat memilih produk yang diinginkan. Lalu, konsumen setuju untuk membeli di merchant dan memberi instruksi pembelian online ke merchant. Setalah itu, prinsip pembayarannya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata, hanya saja semua metode yang ditawarkan menggunakan teknologi canggih. Cara pembayaran yang digunakan antara lain melalui transfer ATM (automatic teller macine), pembayaran tanpa perantara, pembayaran dengan pihak ketiga (kartu kredit/cek), micropayment (uang receh), electronic money (e-money) atau Anonymous digital cash.

E-Commerce Perspektif Fiqh
Orang yang terjun ke dunia usaha, berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan jual beli itu sah atau fasid. Ini dimaksudkan agar mu’amalah berjalan sah dan segala sikap dan tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan. Diriwayatkan, bahwa Umar r.a. berkeliling pasar dan beliau memukul sebagian pedagang dengan tongkat dan berkata: “Tidak boleh yang berjualan di pasar kami ini, kecuali mereka yang memahami hukum. Jika tidak berarti dia memakan riba, sadarkah ia atau tidak.”Berkaitan dengan perdagangan, Allah Ta’ala telah menegaskan dalam firman-Nya QS. Al-Baqarah (2) ayat 275. “…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..” dan QS. An-Nissa’(4): 29, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku suka sama suka diantara kamu…” Sedangkaan landasan sunnahnya, sabda Rasulullah Saw: “Perolehan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur.” Dan hadis riwayat al-Bazzar dan Rifa’ah ibn Rafi’ dan dibenarkan oleh al-Hakim, ketika itu Rasulullah Saw pernah ditanya oleh sahabat mengenai profesi yang baik. Rasulullah Saw menjawab: “Usaha manusia dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik.”Sebagai suatu alat pertukaran, jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Menurut pendapat jumhur ulama bahwa rukun jual beli ada tiga, yaitu pertama orang yang bertransaksi (penjual dan pembeli), dengan syarat berakal dan dapat membedakan. Kedua, sighat (ijab dan qabul), ijab menunjukkan keinginan melakukan transaksi dan qabul menunjukkan atas kerelaannya menerima ijab. Dan ketiga barang sebagai obyek transaksi, dengan syarat bersih barangnya, dapat dimanfaatkan, milik orang yang melakukan akad, mampu menyerahkannya, mengetahui, dan barang yang diakadkan ada di tangan. Ada pengecualian untuk transaksi as-salam (memesan barang dengan pembayaran di awal dan kepastian barang ada di masa yang ditentukan).Sedangkan larangan Islam dalam perdagangan secara garis besar dibagi atas tiga kategori yaitu pertama melingkupi zat atau barang yang terlarang untuk diperdagangkan. Kedua, melingkupi semua usaha atau obyek dagang yang terlarang. Dan ketiga meliputi cara-cara dagang atau jual beli yang terlarang. Namun perlu diingat, teori hukum klasik mengakui dalam beberapa kasus, penerapan analogi yang kaku mungkin dapat membawa ketidakadilan, dan dalam keadaan demikian maka dimungkinkan memahami bentuk pemikiran yang lebih “liberal”. Walaupun praktek demikian menyerupai ra’yun (akal) sebagaimana dipraktekkan orang-orang sebelum Imam as-Syafi’i, namun hal itu diberi istilah yang lebih canggih yang disebut Istihsan yaitu mencari penyelesaian yang lebih adil dan terbaik untuk kepentingan umum.

Dalam permasalahan e-commerce, fiqh memandang bahwa transaksi bisnis di dunia maya diperbolehkan karena mashlahah. Mashlahah adalah mengambil manfaat dan menolak kemudaratan dalam rangka memelihara tujuan syara’. Bila e-commerce dipandang seperti layaknya perdagangan dalam Islam, maka dapat dianalogikan bahwa pertama penjualnya adalah merchant (Internet Service Provider atau ISP), sedangkan pembelinya akrab dipanggil customer. Kedua, obyek adalah barang dan jasa yang ditawarkan (adanya pemesanan seperti as-salam) dengan berbagai informasi, profile, mencantumkan harga, terlihat gambar barang, serta resminya perusahaan. Dan ketiga, Sighat (ijab-qabul) dilakukan dengan payment gateway yaitu system/software pendukung (otoritas dan monitor) bagi acquirer, serta berguna untuk service online.

Hanya saja, yang perlu diwaspadai dalam hal melakukan transaksi di internet adalah kejelasan aliran dana. Karena pada dasarnya internet memungkinkan adanya penipuan secara terselubung. Di dunia nyata saja, sebetulnya agak susah juga merunut kemana aliran dana akan berujung nantinya.
Nah akhirnya, selamat menggunakan internet untuk memperoleh keuntungan yang sesuai dengan nilai-nilai syari’ah.

Kamis, 13 Juni 2013

E-commerce di Pendidikan Tinggi

Dengan e-commerce muncul sebagai kekuatan pendorong di belakang situs komersial, dampaknya mulai dirasakan di sektor non-komersial. Bagi kita yang bekerja di HE, khususnya, perlu mempersiapkan hati-hati jika kita ingin memetik hasil dan menghindari perangkap yang sesuai dengan mendirikan ‘bisnis’ struktur serta memperbaiki pendekatan teknis dan manajerial.
Ini adalah kesimpulan dari sesi e-commerce paralel pada Konferensi Manajemen Web di Universitas Bath pada bulan September. Sebuah survei yang ada dan direncanakan sistem e-commerce dalam HE, diterangi oleh sebuah studi kasus HE dan presentasi rinci dari pembayaran online dan keamanan spesialis Trustmarque plc adalah fitur utama dari sesi (1).
Saya telah mencoba untuk menarik benang ini bersama-sama untuk melihat keadaan e-commerce di HE dan untuk melihat apakah “Esensial. Sudah terjadi “(komentar dari survei ini)! Benar-benar tepat untuk menggambarkan situasi sekarang, dan pengembangan masa depan mungkin.

Online e-commerce survei (2)

Dari HE organisasi 76 yang menanggapi lebih dari 80% mengaku memiliki beberapa jenis sistem e-commerce di tempat sekarang atau berencana untuk pada pertengahan 2001. (E-commerce di sini didefinisikan sebagai memiliki sebuah sistem online untuk pemesanan dan membayar untuk barang atau jasa, meskipun metode pembayaran mungkin tidak perlu dengan kartu kredit / debit.) Bahkan, 70% dari lembaga yang disurvei akan terus menggunakan kertas sistem berbasis (seperti generasi faktur, tindak lanjut cek) daripada memindahkan online dana. Lebih aman atau ekonomi palsu? Kesimpulan mengejutkan dicapai pada sesi paralel kita bicarakan nanti.
Publikasi Penjualan, pembayaran biaya dan barang alumni membentuk kategori terbesar dari transaksi (74%). Kegunaan lain termasuk saran memasok dan informasi (5%), penjualan konser / tiket teater dan biaya pencetakan / fotokopi.
Jadi yang menjalankan sistem ini? Dalam banyak kasus itu web staf (60%), meskipun departemen akademik sendiri menunjukkan keterlibatan yang signifikan (13%). Mungkin mengejutkan, Departemen Keuangan tampaknya terlibat dalam kasus yang sangat sedikit (6%). Hanya satu lembaga yang disurvei memiliki petugas proyek yang didedikasikan sepenuhnya untuk pengembangan e-commerce.
Pada catatan teknis, hampir separuh responden memiliki sertifikat keamanan digital (45%) (dianggap penting untuk e-commerce seperti yang meyakinkan klien Anda dari keamanan sistem Anda dan keaslian lembaga), meskipun mayoritas memiliki server aman (SSL) yang beroperasi.

Keamanan dan kepuasan

Survei juga melihat secara singkat pada kebiasaan belanja online dari responden individu, dengan tujuan untuk melihat berapa banyak pengalaman konsumen kami dapat mempengaruhi pendekatan kami sebagai penyedia. Hampir semua (98%) dari mereka yang telah membeli barang atau layanan online puas, dan sebagian besar (92%) menganggap hal ini sebagai metode yang aman dari melakukan pembayaran. Kebetulan, situs poplar yang paling digunakan adalah Amazon (62%), Easyjet (11%) dan Go-terbang, Expedia dan Tesco sama di tempat ketiga (4%).
Survei ini kontras tajam dengan angka yang diberikan pada Sidang Paralel oleh John Williams, CEO Trustmarque plc (3): Mengambil pandangan dunia, 25% dari transaksi e-commerce tidak pernah dipenuhi, dan 53% dari pelanggan online mengkhawatirkan keamanan dan privasi. Selanjutnya ‘tingkat konversi’ dari pengunjung untuk pembeli saat ini dijalankan pada sekitar 1,8%. Terbukti pengalaman e-commerce di HEI lebih positif, dan ini mungkin merupakan titik awal yang penting ketika merencanakan atau menjalankan sistem tersebut.

Kredit dan kredibilitas

Para ‘merek’ dari Inggris Heis sudah memiliki banyak kredibilitas global – tidak ada tersangka bahwa Universitas Inggris akan mencuri identitas Anda atau menipu kartu kredit Anda, dan mereka telah memiliki reputasi untuk memberikan ‘kualitas’. Ini dapat membantu untuk meyakinkan pengguna dalam waktu yang mungkin akan membayar biaya kursus online substansial, atau mendaftar untuk jarak-learning mahal MBA.
Selain itu, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk kembali meyakinkan pengguna keandalan dan keamanan apa yang Anda tawarkan:
  • Contoh privasi, keterbukaan dan kebijakan pengendalian mutu dan: bagaimana Anda akan menangani pengaduan jika ada masalah? Apakah Anda menjual e-mail orang lain alamat?
  • Jelaskan apa yang pelanggan yang membeli dan yang mereka beli dari. Siapa yang bisa mereka hubungi untuk bantuan?
  • Pertimbangkan segel persetujuan – logo dari VISA, dll, keamanan sertifikat penyedia (seperti Verisign atau Thawte) dan lembaga dapat membangun rasa percaya diri.
  • Membuat desain situs e-commerce mungkin profesional, mudah digunakan dan secepat. Lembaga Kualitas menghasilkan situs web yang berkualitas!
  • Tentukan tingkat keamanan yang dibutuhkan dan menggunakan teknologi tepat guna
  • Pertimbangkan outsourcing – mungkin ternyata lebih murah dalam jangka panjang. Pembayaran kartu kredit online dan transfer dana harus diserahkan dalam hal apapun.

Ini bisnis

Melakukan e-commerce memiliki jauh lebih berkaitan dengan menjalankan bisnis dari merancang website. Lebih baik memikirkan membuka toko; saham, staf, sistem, harga dan hubungan dengan bank, dll semua harus berada di tempat sebelum Anda dapat membuka pintu untuk pelanggan. Banyak e-commerce kegagalan spektakuler dari beberapa bulan terakhir telah terlibat ‘pemenuhan’ masalah, sedangkan beberapa telah gagal karena desain website mereka atau pilihan teknologi yang tidak beres.
Tiga model bisnis mungkin adalah:
  1. · Model Fisik pemenuhan
    Web site ini memungkinkan pelanggan untuk memesan dan membayar untuk item yang akan dikirim kemudian. Contohnya termasuk buku, rekaman, alumni t-shirt, dll kontrol Bursa diperlukan, lebih baik terkait dengan sistem pemesanan online, dan biaya kebutuhan pengiriman untuk diperhitungkan. Kebijakan pada item kembali, non-pengiriman, dll pecah, perlu diputuskan dan menjelaskan kepada pelanggan.
  2. · Model online pemenuhan
    Dalam model ini item yang dibeli terpenuhi on line, baik pada saat pembelian atau lambat. Contoh ini adalah perangkat lunak, jurnal elektronik, digital-art, dll Model ini mungkin berguna untuk penyediaan bahan pembelajaran untuk program pembelajaran jarak jauh. Tanggung jawab pemenuhan yang benar jatuh pada teknologi yang digunakan – telah membayar untuk sepotong software online kebutuhan pelanggan akses cepat dan kuat terhadap data. Telepon / e-mail dukungan mungkin diperlukan.
  3. · ‘Tanpa tiket perjalanan’ model
    Setidaknya satu ‘anggaran’ maskapai sekarang menjual 75% penerbangannya melalui website (4) – tidak ada pemenuhan yang sebenarnya, selain pasokan nomor atau kode yang akan diproduksi pada saat perjalanan. Model ini dapat digunakan untuk menjual penerimaan konser dan teater, pendaftaran konferensi, pembayaran biaya kursus, mencetak dan fotokopi biaya, dll Seperti di masing-masing kasus pasokan akan terbatas (misalnya dengan kapasitas teater) sistem harus hati-hati dirancang. Apa yang terjadi jika pelanggan pilihan sepenuhnya dipesan-dan dengan demikian tidak tersedia?
Hal ini tidak mungkin bahwa salah satu situs e-commerce web dapat melayani lebih dari satu model ini – mereka perlu manajemen yang berbeda, sumber daya dan teknologi. Dalam kasus model 2 dan 3, produk untuk dijual perlu dirancang dengan e-commerce dalam pikiran.
Pengalaman terakhir di College Goldsmiths dengan pemesanan konferensi online menunjukkan bahwa memiliki banyak pilihan akomodasi semua dengan harga yang sedikit berbeda membingungkan kepada pengguna dan meningkatkan kompleksitas desain sistem. Sebuah ‘versi elektronik’ dari sebuah jurnal kertas cetak yang terdiri dari beberapa file PDF tidak mungkin karena kualitas produk yang baik sebagai salah satu awalnya dirancang untuk web. Dalam kasus Model Pemenuhan Fisik, harga barang kecil (seperti sebungkus Kartu Natal) mungkin ternyata terlampaui oleh biaya tebar, pengepakan dan pengiriman itu. Seperti halnya usaha bisnis sangat penting bahwa semua biaya langsung, biaya overhead dan biaya lainnya diperhitungkan saat membuat sistem e-commerce.

Mendapatkan uang

Serta model bisnis yang berbeda ada juga cara yang berbeda di mana uang dapat diperoleh dari pelanggan. Dalam memilih keamanan metode yang paling tepat, biaya, kecepatan dan kenyamanan perlu diperhatikan. Tak pelak sebagian besar e-commerce berkisar pada penggunaan kredit / debit kartu, tapi di sektor HE (‘business to business’ terutama untuk transaksi) ini mungkin belum menjadi sarana yang paling tepat. Survei menunjukkan bahwa 52% dari organisasi responden telah membeli barang dan layanan online. Di sisi lain, muncul pada Sidang Paralel bahwa tidak semua Heis memungkinkan pembayaran dilakukan dengan kartu kredit dalam hal apapun. Oleh karena itu, memilih sistem pembayaran yang tepat mungkin penting untuk keberhasilan sebuah usaha e-commerce:
· Kendali kartu pembayaran online dan transfer dana
Pelanggan menyerahkan rincian kartu yang diteruskan secara elektronik ke ‘penyedia layanan pembayaran online’, seperti Merchant Services Barclays, Trustmarque, dll dana ditransfer langsung dan pemenuhan dapat dimulai. Biaya: biaya biasanya dibuat per transaksi (sekitar 25-50p, tergantung pada omset) ditambah persentase yang normal yang diambil oleh perusahaan kartu.
· Off-line pemrosesan kartu
Pelanggan menyerahkan kartu mereka rincian, jumlah yang dapat diperiksa dengan menggunakan penganalisis modulus untuk validitas, yang kemudian mengirimkan sebuah e-mail terenkripsi dengan petugas keuangan yang memproses transaksi menggunakan mesin ‘PDQ’, atau mirip. Keberhasilan (atau sebaliknya) dari transaksi tersebut perlu diberi makan kembali ke dalam sistem e-commerce sebelum pemenuhan dapat dimulai. Biaya: saat petugas keuangan dan persentase perusahaan kartu.
· Pembayaran dengan Standing Order, Direct Debit atau Cek di posting
Karena semua petunjuk ini memerlukan tanda tangan, satu-satunya cara layak untuk melakukan ini adalah untuk menghasilkan dokumen yang dicetak dan dikembalikan melalui pos, ditandatangani oleh pelanggan atau dengan cek. Perintah itu harus ‘diadakan’ sampai ini diterima dan diproses atau dibersihkan. Biaya: waktu proses manual.
· Generasi faktur untuk penyelesaian berikutnya
Mungkin hanya cocok ketika pelanggan sudah diketahui penjual. Barang atau jasa diberikan ‘pada kepercayaan’ pada asumsi bahwa tagihan akan dibayar sesuai dengan ketentuan penjual dan kondisi. Biaya: waktu proses, risiko default.
Model bisnis tertentu menyiratkan satu atau lain dari metode pembayaran: misalnya, pemenuhan secara online langsung membutuhkan proses pembayaran langsung online, sedangkan pemenuhan fisik memungkinkan margin waktu untuk off-line pengolahan atau untuk pemeriksaan yang akan diterima. Seperti dalam model non-elektronik tradisional bisnis-ke-bisnis perdagangan, penyediaan barang tertunda pembayaran faktur membutuhkan pengetahuan dan kepercayaan, dan penilaian kebutuhan risiko untuk dibuat yang dapat tercermin dalam harga.
Meskipun pembayaran kartu penuh online dan metode transfer dana tampaknya menjadi pilihan yang paling mahal, pengalaman praktis di Goldsmiths telah menunjukkan bahwa ini tidak mungkin sebenarnya terjadi. Proses manual dari rincian kartu memiliki banyak jebakan, seperti rincian yang disampaikan tidak benar, dana yang tersedia tidak cukup, pencocokan yang salah dari pembayaran kepada pelanggan, dll desain sistem yang baik dan pelatihan yang memadai dapat mengatasi banyak masalah potensial, tetapi mengingat biaya ini dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kesalahan (biarkan saja panggilan telepon internasional!) sistem pembayaran penuh online mungkin nilai yang lebih baik, terutama jika nilai transaksi relatif tinggi, seperti dalam kasus pemesanan konferensi, misalnya.

Apa yang Anda butuhkan?

Teknologi untuk e-commerce tidak perlu menjadi sangat kuat, kompleks atau mahal, terutama sebagai realistis jumlah ‘hits’ di situs DIA tidak akan sangat besar, terutama pada awalnya. Sistem Online Booking Konferensi di Goldsmiths telah berhasil menggunakan berbagai sistem, mulai dari Mac berbasis database Filemaker Pro untuk solusi yang lebih kuat menggunakan PHP pada server Unix aman. Ini tidak mungkin bahwa online trading jauh dapat dicapai tanpa menggunakan setidaknya satu database (untuk merekam rincian transaksi), dan pada kenyataannya sebagian besar isi dari situs e-commerce mungkin akan menjadi database-driven. Script CGI, PHP, Active Server Pages atau Cold Fusion biasanya digunakan metode menghubungkan database ke halaman HTML, dan ini perlu dilakukan oleh seseorang dengan pemahaman yang menyeluruh dari teknik yang dipilih.
Bila sistem Anda sudah diatur pada sebuah server SSL (Secure Socket Layer) Anda akan memerlukan sebuah sertifikat keamanan digital (5) untuk membuktikannya. Ini dapat diperoleh dari sejumlah perusahaan yang Verisign (6) adalah mungkin yang paling dikenal. Mengharapkan untuk membayar £ 200-400 per tahun untuk ini tergantung pada berapa banyak server Anda beroperasi.
Biasanya sebuah HE situs e-commerce akan melibatkan personil dari berbagai departemen, mungkin mulai dari Kantor Alumni Membiayai dan jasa Komputer. Sangat penting bahwa semua pihak yang terlibat memahami bagaimana sistem bekerja dan bahwa ada komunikasi yang efektif antara mereka, sama seperti di lantai toko. Kerja tim Real akan membuat usaha sukses, jadi hindari harus bergantung pada skeptis atau azab-dan-kemuraman pedagang! Seperti halnya jenis proyek tim harus ada pemimpin yang pasti atau manajer diberdayakan untuk membuat keputusan dengan cepat dan secara sepihak.
Mungkin di atas semua, Anda perlu untuk mengiklankan keberadaan e-commerce menawarkan Anda, sehingga strategi pemasaran yang sangat penting. Hal-hal sederhana seperti membuat yakin URL muncul pada bahan cetak, dan bahwa ada link banyak dari situs ‘utama’ tidak boleh diabaikan. Kampanye e-mail langsung mungkin cara yang paling efektif untuk membangun pelanggan potensial. Upaya sebanyak mungkin perlu dimasukkan ke dalam pemasaran sebagai masuk ke dalam semua aspek lain dari membangun dan menjalankan sebuah situs web e-commerce.

Apa yang kita semua butuhkan?

Banyak inisiatif nasional baru-baru ini memiliki implikasi untuk cara HE menggunakan web untuk memasarkan sendiri, seperti HERO (7), profil masuk UCAS (8) dan e-universitas proposal (9). Belum ada tampaknya tidak telah ada upaya paralel untuk mendukung pertumbuhan dan manajemen e-commerce dalam HE. Ada sejumlah isu yang dapat hanya bermakna ditangani pada tingkat (atau bahkan internasional) nasional:

Otentikasi standar

Penggunaan ‘tanda tangan digital’ atau cara lain untuk otentikasi mahasiswa potensial atau pelanggan masih dalam tahap awal dan tidak standar (10). Hal ini dipandang sebagai rintangan utama dalam menerima aplikasi online, mengorganisir konferensi video wawancara (bagaimana Anda tahu siapa Anda benar-benar wawancara?), Kursus-kerja pengiriman, dll Sampai kemajuan dibuat di daerah ini penggunaan sistem pembayaran online akan dibatasi untuk berbagai jenis transaksi penerimaan.

Kite-tanda

Sebuah kualitas nasional disepakati jaminan skema untuk DIA akan kembali meyakinkan pembeli online potensial bahwa situs itu dapat diandalkan, aman dan dijalankan oleh lembaga bernama. Hal ini akan dicontohkan meskipun logo dan link dengan persyaratan dan kondisi yang disepakati terkait dengan transaksi tersebut.

Situs desain standar

Ada lebih mengkhawatirkan ke pengguna daripada tidak sama sekali, setelah melewati beberapa layar menu dan bentuk, menemukan bahwa situs tersebut hang atau mati. Mungkin kemudian bahkan mungkin sulit untuk mengetahui jika pesanan telah dikirim atau jika pembayaran telah dikurangi. Banyak dari jebakan dapat dihindari melalui penggunaan teknologi standar (terutama HTML) dan hati-browser kompatibilitas pengujian. Sebuah online pusat ‘e-commerce validator’ (manusia, mungkin) akan berguna, karena dapat menjadi sulit untuk memvalidasi HTML yang dihasilkan secara dinamis dengan alat yang ada.

Nasional portal

Portal meliputi area kunci yang relevan HE e-commerce (seperti jurnal online, alumni barang, penjualan tiket) akan menyediakan acara-kasus untuk pengembang sendiri di mana ide-ide, pendekatan dan teknologi dapat dibandingkan serta antarmuka yang mudah bagi pelanggan potensial. Sebuah titik akses tunggal ke seluruh Inggris HE publikasi online tersedia akan menjadi contoh dari sebuah portal yang bermanfaat.

‘DADA gaya’ penawaran

Penawaran nasional dinegosiasikan dengan layanan proses pembayaran online dan off-the-rak paket akan menguntungkan secara finansial dan memastikan bahwa pemasok dipilih yang kredibel dan dapat diandalkan.

Latihan

Membawa bersama pelatihan yang meliputi analisis bisnis dasar, kontrol stok, dll pemasaran dalam hubungannya dengan kemampuan IT yang relevan akan memungkinkan lembaga lebih untuk mendapatkan keuntungan dari e-commerce. Tentu saja dukungan online dan dokumentasi mungkin akan menjadi cara yang paling tepat pengiriman – belajar dengan contoh.

Kesimpulan – melakukan apa-apa?

Dalam menggambar kesimpulan Aku ingin tahu apa yang akan menjadi efek dari tidak melakukan apapun. Dalam jangka pendek mungkin tidak terlalu besar, tetapi lembaga yang tidak mulai sekarang mungkin merasa lebih sulit kemudian; komentar dari survei e-commerce menunjukkan bahwa ada kurva belajar yang curam untuk kedua orang tersebut bertugas dengan mengembangkan sistem pembayaran online dan institusi yang mereka adalah bagian. Salah satu tantangan yang dihadapi manajer situs web telah menyatukan orang yang berbeda dan bagian dari sebuah perguruan tinggi atau universitas untuk menyampaikan gambar yang berguna dan menarik di web. Dengan e-commerce tampaknya kita mungkin harus mengulangi proses membangun aliansi kunci, memilih teknologi yang tepat dan menyusun rencana bisnis, tetapi dengan tujuan lebih ‘misi penting’ menghasilkan uang. Sudah e-commerce telah merevolusi perbankan, bepergian, dan penjualan buku. Jasa keuangan lainnya, rekaman musik dan belanja makanan tampaknya mungkin berikutnya. Sudah terjadi di Pendidikan Tinggi antara lembaga-lembaga yang melihatnya sebagai penting untuk prospek masa depan mereka. Aku ingin tahu berapa banyak yang akan melakukan apa-apa dalam waktu satu tahun.

Kamis, 06 Juni 2013

Mekanisme Transaksi Pembayaran di e-commerce

Salah satu isu terbesar dalam implementasi sistem E-Commerce adalah mengenai mekanisme transaksi pembayaran via internet. Dalam bisnis konvensional sehari-hari, seseorang biasa melakukan pembayaran terhadap produk atau jasa yang dibelinya melalui berbagai cara. Cara yang paling umum adalah dengan membayar langsung dengan alat pembayaran yang sah (uang) secara tunai (cash). Cara lain adalah dengan menggunakan kartu kredit (credit card), kartu debit (debet card), cek pribadi (personal check), atau transfer antar rekening (Kosiur, 1997). Proses pembayaran biasanya dilakukan di tempat dimana produk atau jasa tersebut diperjualbelikan.
Sumber: David Kosiur, 1997
Lokasi tersebut biasa disebut sebagai POS (Point-Of-Sale). Prinsip pembayaran di dalam sistem E-Commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata, hanya saja internet (dunia maya) berfungsi sebagai POS yang dapat dengan mudah diakses melalui sebuah komputer pesonal (PC).
Langkah pertama yang biasa dilakukan konsumen adalah mencari produk atau jasa yang diinginkan di internet dengan cara melakukan browsing terhadap situs-situs perusahaan yang ada. Melalui online catalog-nya, konsumen kemudian menentukan barang-barang yang ingin dibelinya. Setelah selesai “memasukkan” semua barang (pesanan dalam bentuk informasi) ke dalam digital cart (kereta dorong digital), maka tibalah saatnya untuk melakukan pembayaran (seperti halnya membawa kereta dorong ke kasir di sebuah supermarket).
Langkah selanjutnya adalah konsumen berhadapan dengan sebuah halaman situs yang menanyakan berbagai informasi sehubungan dengan proses pembayaran yang ingin dilakukan. Informasi yang biasa ditanyakan sehubungan dengan aktivitas ini adalah sebagai berikut:
1. Cara pembayaran yang ingin dilakukan, seperti: transfer, kartu kredit, kartu debit, cek personal, dan lain sebagainya. Jika menggunakan kartu kredit misalnya, informasi lain kerap ditanyakan, seperti nama yang tercantum dalam kartu, nomor kartu, expire date, dan lain sebagainya. Contoh lain adalah jika menggunakan cek personal, biasanya selain nomor cek, ditanyakan pula nama dan alamat bank yang mengeluarkan cek tersebut.
2. Data atau informasi pribadi dari yang melakukan transaksi, seperti: nama, alamat, nomor telepon, alamat penagihan, dan lain sebagainya. Jika konsumen ingin melakukan pembayaran dengan metoda lain, seperti digital cash atau electronic check misalnya, konsumen diminta untuk mengisi user name dan password terkait sebagai bukti otentik transaksi melalui internet.
3. Bagi perusahaan yang memperbolehkan konsumennya untuk melakukan pembayaran beberapa kali (cicilan), biasanya akan ditanyakan pula termin pembayaran yang dikehendaki.
Setelah konsumen mengisi formulir elektronik tersebut, maka perusahaan yang memiliki situs akan melakukan pengecekan berdasarkan informasi pembayaran yang telah dimasukkan ke dalam sistem. Melalui sebuah sistem gateway (fasilitas yang menghubungkan dua atau lebih sistem jaringan komputer yang berbeda), perusahaan akan melakukan pengecekan (otorisasi) terhadap bank atau lembaga keuangan yang berasosiasi terhadap medium pembayaran yang dipilih oleh konsumen (misalnya menghubungi Visa atau Mastercard untuk jenis pembayaran kartu kredit). Lembaga keuangan yang terkait kemudian akan melakukan proses otorisasi dan verifikasi terhadap berbagai hal, seperti: ketersediaan dana, validitas medium pembayaran, kebenaran informasi, dan lain sebagainya. Jika metode pembayaran yang dipilih melibatkan lebih dari satu bank atau lembaga keuangan, proses otorisasi dan verifikasi akan dilakukan secara elektronik melalui jaringan komputer antar bank atau lembaga keuangan yang ada.
Hasil dari proses otorisasi dan verifikasi di atas secara otomatis akan “diinformasikan” kepada pelanggan melalui situs perusahaan. Jika otorisasi dan verifikasi berhasil, maka konsumen dapat melakukan proses berikutnya (menunggu barang dikirimkan secara fisik ke lokasi konsumen atau konsumen dapat melakukan download terhadap produk-produk digital). Jika otorisasi dan verifikasi gagal, maka pesan kegagalan tersebut akan diberitahukan melalui situs yang sama. Berbagai cara biasa dilakukan oleh perusahaan maupun bank untuk membuktikan kepada konsumen bahwa proses pembayaran telah dilakukan dengan baik, seperti:
1. Pemberitahuan melalui email mengenai status transaksi jual beli produk atau jasa yang telah dilakukan;
2. Pengiriman dokumen elektronik melalui email atau situs terkait yang berisi “berita acara” jual-beli dan kwitansi pembelian yang merinci jenis produk atau jasa yang dibeli berikut detail mengenai metode pembayaran yang telah dilakukan;
3. Pengiriman kwitansi pembayaran melalui kurir ke alamat atau lokasi konsumen;
4. Pencatatan transaksi pembayaran oleh bank atau lembaga keuangan yang laporannya akan diberikan secara periodik pada akhir bulan; dan lain sebagainya.
Menyangkut transaksi pembayaran melalui internet, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh mereka yang mengembangkan sistem E-Commerce, yaitu:
1. Security – data atau informasi yang berhubungan dengan hal-hal sensitif semacam  nomor kartu kredit dan password tidak boleh sampai “dicuri” oleh yang tidak berhak, karena dapat disalahgunakan di kemudian hari;
2. Confidentiality – perusahaan harus dapat menjamin bahwa tidak ada pihak lain yang mengetahui terjadinya transaksi jual beli dan pembayaran, kecuali pihak-pihak yang memang secara hukum harus mengetahuinya (misalnya bank);
3. Integrity – sistem harus dapat menjamin adanya keabsahan dalam proses jual beli, yaitu harga yang tercantum dan dibayarkan hanya berlaku untuk jenis produk atau jasa yang telah dibeli dan disetujuai bersama;
4. Authentication – proses pengecekan kebenaran dimana pembeli maupun penjual merupakan mereka yang benar-benar berhak melakukan transaksi seperti yang dinyatakan oleh masing-masing pihak;
5. Authorization – mekanisme untuk melakukan pengecekan terhadap keabsahan dan kemampuan seorang konsumen untuk melakukan pembelian (adanya dana yang diperlukan untuk melakukan transaksi jual beli); dan
6. Assurance – kondisi dimana konsumen yakin bahwa perusahaan E-Commerce yang ada benar-benar berkompeten untuk melakukan transaksi jual beli melalui internet (tidak melanggar hukum, memiliki sistem yang aman, dsb.).
Dalam perkembangannya, sistem pembayaran melalui internet dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mengingat bahwa seluruh mekanisme tersebut dilakukan di sebuah dunia maya yang penuh dengan potensi kejahatan, maka adalah merupakan suatu keharusan bagi perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan audit terhadap kinerja sistem pembayaran perusahaan E-Commerce-nya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Di pihak konsumen, adalah baik untuk tidak langsung percaya begitu saja terhadap perusahaan maupun “dunia maya” yang ada. Belajar berbelanja melalui internet dapat dilakukan dengan melibatkan uang dalam jumlah yang kecil dahulu. Jika benar-benar tidak diketemukan masalah, barulah secara perlahan dapat dilakukan frekuensi dan volume jual beli dengan nilai yang lebih besar. Menggunakan kartu kredit atau kartu debit dengan limit terbatas merupakan salah satu cara terbaik untuk mulai belajar berbelanja di internet…..