Pages - Menu

Kamis, 20 Juni 2013

e-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF ISLAM

e-Commerce
Teknologi merubah banyak aspek bisnis dan aktivitas pasar. Dalam bisnis perdagangan misalnya, kemajuan teknologi telah melahirkan metode transaksi yang dikenal dengan istilah e-commerce (electronoc commerce). Secara bahasa, electronic berarti ilmu elektronika, alat-alat elektronik, atau semua hal yang berhubungan dengan dunia elektronika dan teknologi. Sedangkan commerce berarti perdagangan atau perniagaan.

Secara istilah, sulit untuk mendefinisikan secara pasti apa itu e-commerce. Berikut ini akan dipaparkan beberapa definisi e-commerce yang diharapkan dapat mewakili dari banyaknya definisi yang ada. Menurut Association for Electronic Commerce secara sederhana mendefinisikan e-commerce sebagai mekanisme bisnis secara elektronis. Commerce Net, sebuah konsorsium industri memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu penggunaan jaringan komputer sebagai sarana penciptaan relasi bisnis sehingga terjadi proses pembelian dan penjualan jasa/pertukaran dan distribusi informasi antara dua pihak di dalam satu perusahaan dengan menggunakan internet.

Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi dalam buku mereka Mengenal e-commerce, mendefinisikan e-commerce sebagai satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Dari berbagai definisi yang ditawarkan dan dipergunakan oleh berbagai kalangan, dapat menyimpulkan bahwa e-commerce merupakan bisnis online yang menggunakan media elektronik yang keseluruhan baik pemasaran, pemesanan, pengiriman, serta transaksi jual beli kesemuanya dilakukan dalam ruang maya yaitu melalui internet.

Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi ini jelas dirasakan manfaatnya oleh kalangan pelaku bisnis. Manfaat diartikan sebagai akumulasis dari kemudahan yang didapat dari internet, khususnya dalam berbisnis. Keuntungan bisnis di internet antara lain memudahkan komunikasi intern dan ekstern, globalisasi bisnis dan keunggulan kompetitif, mengurangi biaya komunikasi dan mendapat feedback, memperluas jaringan kerja sama, marketing, dan sales, memudahkan pencarian informasi yang cepat dan murah, dapat mempelajari perilaku visitor, menambah image atau performance perusahaan dan website adalah showroom termurah dan paling praktis.Secara sederhana, proses e-commerce dapat dilakukan dengan cara konsumen berkunjung ke website merchant untuk melihat memilih produk yang diinginkan. Lalu, konsumen setuju untuk membeli di merchant dan memberi instruksi pembelian online ke merchant. Setalah itu, prinsip pembayarannya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata, hanya saja semua metode yang ditawarkan menggunakan teknologi canggih. Cara pembayaran yang digunakan antara lain melalui transfer ATM (automatic teller macine), pembayaran tanpa perantara, pembayaran dengan pihak ketiga (kartu kredit/cek), micropayment (uang receh), electronic money (e-money) atau Anonymous digital cash.

E-Commerce Perspektif Fiqh
Orang yang terjun ke dunia usaha, berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan jual beli itu sah atau fasid. Ini dimaksudkan agar mu’amalah berjalan sah dan segala sikap dan tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan. Diriwayatkan, bahwa Umar r.a. berkeliling pasar dan beliau memukul sebagian pedagang dengan tongkat dan berkata: “Tidak boleh yang berjualan di pasar kami ini, kecuali mereka yang memahami hukum. Jika tidak berarti dia memakan riba, sadarkah ia atau tidak.”Berkaitan dengan perdagangan, Allah Ta’ala telah menegaskan dalam firman-Nya QS. Al-Baqarah (2) ayat 275. “…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..” dan QS. An-Nissa’(4): 29, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku suka sama suka diantara kamu…” Sedangkaan landasan sunnahnya, sabda Rasulullah Saw: “Perolehan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur.” Dan hadis riwayat al-Bazzar dan Rifa’ah ibn Rafi’ dan dibenarkan oleh al-Hakim, ketika itu Rasulullah Saw pernah ditanya oleh sahabat mengenai profesi yang baik. Rasulullah Saw menjawab: “Usaha manusia dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik.”Sebagai suatu alat pertukaran, jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Menurut pendapat jumhur ulama bahwa rukun jual beli ada tiga, yaitu pertama orang yang bertransaksi (penjual dan pembeli), dengan syarat berakal dan dapat membedakan. Kedua, sighat (ijab dan qabul), ijab menunjukkan keinginan melakukan transaksi dan qabul menunjukkan atas kerelaannya menerima ijab. Dan ketiga barang sebagai obyek transaksi, dengan syarat bersih barangnya, dapat dimanfaatkan, milik orang yang melakukan akad, mampu menyerahkannya, mengetahui, dan barang yang diakadkan ada di tangan. Ada pengecualian untuk transaksi as-salam (memesan barang dengan pembayaran di awal dan kepastian barang ada di masa yang ditentukan).Sedangkan larangan Islam dalam perdagangan secara garis besar dibagi atas tiga kategori yaitu pertama melingkupi zat atau barang yang terlarang untuk diperdagangkan. Kedua, melingkupi semua usaha atau obyek dagang yang terlarang. Dan ketiga meliputi cara-cara dagang atau jual beli yang terlarang. Namun perlu diingat, teori hukum klasik mengakui dalam beberapa kasus, penerapan analogi yang kaku mungkin dapat membawa ketidakadilan, dan dalam keadaan demikian maka dimungkinkan memahami bentuk pemikiran yang lebih “liberal”. Walaupun praktek demikian menyerupai ra’yun (akal) sebagaimana dipraktekkan orang-orang sebelum Imam as-Syafi’i, namun hal itu diberi istilah yang lebih canggih yang disebut Istihsan yaitu mencari penyelesaian yang lebih adil dan terbaik untuk kepentingan umum.

Dalam permasalahan e-commerce, fiqh memandang bahwa transaksi bisnis di dunia maya diperbolehkan karena mashlahah. Mashlahah adalah mengambil manfaat dan menolak kemudaratan dalam rangka memelihara tujuan syara’. Bila e-commerce dipandang seperti layaknya perdagangan dalam Islam, maka dapat dianalogikan bahwa pertama penjualnya adalah merchant (Internet Service Provider atau ISP), sedangkan pembelinya akrab dipanggil customer. Kedua, obyek adalah barang dan jasa yang ditawarkan (adanya pemesanan seperti as-salam) dengan berbagai informasi, profile, mencantumkan harga, terlihat gambar barang, serta resminya perusahaan. Dan ketiga, Sighat (ijab-qabul) dilakukan dengan payment gateway yaitu system/software pendukung (otoritas dan monitor) bagi acquirer, serta berguna untuk service online.

Hanya saja, yang perlu diwaspadai dalam hal melakukan transaksi di internet adalah kejelasan aliran dana. Karena pada dasarnya internet memungkinkan adanya penipuan secara terselubung. Di dunia nyata saja, sebetulnya agak susah juga merunut kemana aliran dana akan berujung nantinya.
Nah akhirnya, selamat menggunakan internet untuk memperoleh keuntungan yang sesuai dengan nilai-nilai syari’ah.

Kamis, 13 Juni 2013

E-commerce di Pendidikan Tinggi

Dengan e-commerce muncul sebagai kekuatan pendorong di belakang situs komersial, dampaknya mulai dirasakan di sektor non-komersial. Bagi kita yang bekerja di HE, khususnya, perlu mempersiapkan hati-hati jika kita ingin memetik hasil dan menghindari perangkap yang sesuai dengan mendirikan ‘bisnis’ struktur serta memperbaiki pendekatan teknis dan manajerial.
Ini adalah kesimpulan dari sesi e-commerce paralel pada Konferensi Manajemen Web di Universitas Bath pada bulan September. Sebuah survei yang ada dan direncanakan sistem e-commerce dalam HE, diterangi oleh sebuah studi kasus HE dan presentasi rinci dari pembayaran online dan keamanan spesialis Trustmarque plc adalah fitur utama dari sesi (1).
Saya telah mencoba untuk menarik benang ini bersama-sama untuk melihat keadaan e-commerce di HE dan untuk melihat apakah “Esensial. Sudah terjadi “(komentar dari survei ini)! Benar-benar tepat untuk menggambarkan situasi sekarang, dan pengembangan masa depan mungkin.

Online e-commerce survei (2)

Dari HE organisasi 76 yang menanggapi lebih dari 80% mengaku memiliki beberapa jenis sistem e-commerce di tempat sekarang atau berencana untuk pada pertengahan 2001. (E-commerce di sini didefinisikan sebagai memiliki sebuah sistem online untuk pemesanan dan membayar untuk barang atau jasa, meskipun metode pembayaran mungkin tidak perlu dengan kartu kredit / debit.) Bahkan, 70% dari lembaga yang disurvei akan terus menggunakan kertas sistem berbasis (seperti generasi faktur, tindak lanjut cek) daripada memindahkan online dana. Lebih aman atau ekonomi palsu? Kesimpulan mengejutkan dicapai pada sesi paralel kita bicarakan nanti.
Publikasi Penjualan, pembayaran biaya dan barang alumni membentuk kategori terbesar dari transaksi (74%). Kegunaan lain termasuk saran memasok dan informasi (5%), penjualan konser / tiket teater dan biaya pencetakan / fotokopi.
Jadi yang menjalankan sistem ini? Dalam banyak kasus itu web staf (60%), meskipun departemen akademik sendiri menunjukkan keterlibatan yang signifikan (13%). Mungkin mengejutkan, Departemen Keuangan tampaknya terlibat dalam kasus yang sangat sedikit (6%). Hanya satu lembaga yang disurvei memiliki petugas proyek yang didedikasikan sepenuhnya untuk pengembangan e-commerce.
Pada catatan teknis, hampir separuh responden memiliki sertifikat keamanan digital (45%) (dianggap penting untuk e-commerce seperti yang meyakinkan klien Anda dari keamanan sistem Anda dan keaslian lembaga), meskipun mayoritas memiliki server aman (SSL) yang beroperasi.

Keamanan dan kepuasan

Survei juga melihat secara singkat pada kebiasaan belanja online dari responden individu, dengan tujuan untuk melihat berapa banyak pengalaman konsumen kami dapat mempengaruhi pendekatan kami sebagai penyedia. Hampir semua (98%) dari mereka yang telah membeli barang atau layanan online puas, dan sebagian besar (92%) menganggap hal ini sebagai metode yang aman dari melakukan pembayaran. Kebetulan, situs poplar yang paling digunakan adalah Amazon (62%), Easyjet (11%) dan Go-terbang, Expedia dan Tesco sama di tempat ketiga (4%).
Survei ini kontras tajam dengan angka yang diberikan pada Sidang Paralel oleh John Williams, CEO Trustmarque plc (3): Mengambil pandangan dunia, 25% dari transaksi e-commerce tidak pernah dipenuhi, dan 53% dari pelanggan online mengkhawatirkan keamanan dan privasi. Selanjutnya ‘tingkat konversi’ dari pengunjung untuk pembeli saat ini dijalankan pada sekitar 1,8%. Terbukti pengalaman e-commerce di HEI lebih positif, dan ini mungkin merupakan titik awal yang penting ketika merencanakan atau menjalankan sistem tersebut.

Kredit dan kredibilitas

Para ‘merek’ dari Inggris Heis sudah memiliki banyak kredibilitas global – tidak ada tersangka bahwa Universitas Inggris akan mencuri identitas Anda atau menipu kartu kredit Anda, dan mereka telah memiliki reputasi untuk memberikan ‘kualitas’. Ini dapat membantu untuk meyakinkan pengguna dalam waktu yang mungkin akan membayar biaya kursus online substansial, atau mendaftar untuk jarak-learning mahal MBA.
Selain itu, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk kembali meyakinkan pengguna keandalan dan keamanan apa yang Anda tawarkan:
  • Contoh privasi, keterbukaan dan kebijakan pengendalian mutu dan: bagaimana Anda akan menangani pengaduan jika ada masalah? Apakah Anda menjual e-mail orang lain alamat?
  • Jelaskan apa yang pelanggan yang membeli dan yang mereka beli dari. Siapa yang bisa mereka hubungi untuk bantuan?
  • Pertimbangkan segel persetujuan – logo dari VISA, dll, keamanan sertifikat penyedia (seperti Verisign atau Thawte) dan lembaga dapat membangun rasa percaya diri.
  • Membuat desain situs e-commerce mungkin profesional, mudah digunakan dan secepat. Lembaga Kualitas menghasilkan situs web yang berkualitas!
  • Tentukan tingkat keamanan yang dibutuhkan dan menggunakan teknologi tepat guna
  • Pertimbangkan outsourcing – mungkin ternyata lebih murah dalam jangka panjang. Pembayaran kartu kredit online dan transfer dana harus diserahkan dalam hal apapun.

Ini bisnis

Melakukan e-commerce memiliki jauh lebih berkaitan dengan menjalankan bisnis dari merancang website. Lebih baik memikirkan membuka toko; saham, staf, sistem, harga dan hubungan dengan bank, dll semua harus berada di tempat sebelum Anda dapat membuka pintu untuk pelanggan. Banyak e-commerce kegagalan spektakuler dari beberapa bulan terakhir telah terlibat ‘pemenuhan’ masalah, sedangkan beberapa telah gagal karena desain website mereka atau pilihan teknologi yang tidak beres.
Tiga model bisnis mungkin adalah:
  1. · Model Fisik pemenuhan
    Web site ini memungkinkan pelanggan untuk memesan dan membayar untuk item yang akan dikirim kemudian. Contohnya termasuk buku, rekaman, alumni t-shirt, dll kontrol Bursa diperlukan, lebih baik terkait dengan sistem pemesanan online, dan biaya kebutuhan pengiriman untuk diperhitungkan. Kebijakan pada item kembali, non-pengiriman, dll pecah, perlu diputuskan dan menjelaskan kepada pelanggan.
  2. · Model online pemenuhan
    Dalam model ini item yang dibeli terpenuhi on line, baik pada saat pembelian atau lambat. Contoh ini adalah perangkat lunak, jurnal elektronik, digital-art, dll Model ini mungkin berguna untuk penyediaan bahan pembelajaran untuk program pembelajaran jarak jauh. Tanggung jawab pemenuhan yang benar jatuh pada teknologi yang digunakan – telah membayar untuk sepotong software online kebutuhan pelanggan akses cepat dan kuat terhadap data. Telepon / e-mail dukungan mungkin diperlukan.
  3. · ‘Tanpa tiket perjalanan’ model
    Setidaknya satu ‘anggaran’ maskapai sekarang menjual 75% penerbangannya melalui website (4) – tidak ada pemenuhan yang sebenarnya, selain pasokan nomor atau kode yang akan diproduksi pada saat perjalanan. Model ini dapat digunakan untuk menjual penerimaan konser dan teater, pendaftaran konferensi, pembayaran biaya kursus, mencetak dan fotokopi biaya, dll Seperti di masing-masing kasus pasokan akan terbatas (misalnya dengan kapasitas teater) sistem harus hati-hati dirancang. Apa yang terjadi jika pelanggan pilihan sepenuhnya dipesan-dan dengan demikian tidak tersedia?
Hal ini tidak mungkin bahwa salah satu situs e-commerce web dapat melayani lebih dari satu model ini – mereka perlu manajemen yang berbeda, sumber daya dan teknologi. Dalam kasus model 2 dan 3, produk untuk dijual perlu dirancang dengan e-commerce dalam pikiran.
Pengalaman terakhir di College Goldsmiths dengan pemesanan konferensi online menunjukkan bahwa memiliki banyak pilihan akomodasi semua dengan harga yang sedikit berbeda membingungkan kepada pengguna dan meningkatkan kompleksitas desain sistem. Sebuah ‘versi elektronik’ dari sebuah jurnal kertas cetak yang terdiri dari beberapa file PDF tidak mungkin karena kualitas produk yang baik sebagai salah satu awalnya dirancang untuk web. Dalam kasus Model Pemenuhan Fisik, harga barang kecil (seperti sebungkus Kartu Natal) mungkin ternyata terlampaui oleh biaya tebar, pengepakan dan pengiriman itu. Seperti halnya usaha bisnis sangat penting bahwa semua biaya langsung, biaya overhead dan biaya lainnya diperhitungkan saat membuat sistem e-commerce.

Mendapatkan uang

Serta model bisnis yang berbeda ada juga cara yang berbeda di mana uang dapat diperoleh dari pelanggan. Dalam memilih keamanan metode yang paling tepat, biaya, kecepatan dan kenyamanan perlu diperhatikan. Tak pelak sebagian besar e-commerce berkisar pada penggunaan kredit / debit kartu, tapi di sektor HE (‘business to business’ terutama untuk transaksi) ini mungkin belum menjadi sarana yang paling tepat. Survei menunjukkan bahwa 52% dari organisasi responden telah membeli barang dan layanan online. Di sisi lain, muncul pada Sidang Paralel bahwa tidak semua Heis memungkinkan pembayaran dilakukan dengan kartu kredit dalam hal apapun. Oleh karena itu, memilih sistem pembayaran yang tepat mungkin penting untuk keberhasilan sebuah usaha e-commerce:
· Kendali kartu pembayaran online dan transfer dana
Pelanggan menyerahkan rincian kartu yang diteruskan secara elektronik ke ‘penyedia layanan pembayaran online’, seperti Merchant Services Barclays, Trustmarque, dll dana ditransfer langsung dan pemenuhan dapat dimulai. Biaya: biaya biasanya dibuat per transaksi (sekitar 25-50p, tergantung pada omset) ditambah persentase yang normal yang diambil oleh perusahaan kartu.
· Off-line pemrosesan kartu
Pelanggan menyerahkan kartu mereka rincian, jumlah yang dapat diperiksa dengan menggunakan penganalisis modulus untuk validitas, yang kemudian mengirimkan sebuah e-mail terenkripsi dengan petugas keuangan yang memproses transaksi menggunakan mesin ‘PDQ’, atau mirip. Keberhasilan (atau sebaliknya) dari transaksi tersebut perlu diberi makan kembali ke dalam sistem e-commerce sebelum pemenuhan dapat dimulai. Biaya: saat petugas keuangan dan persentase perusahaan kartu.
· Pembayaran dengan Standing Order, Direct Debit atau Cek di posting
Karena semua petunjuk ini memerlukan tanda tangan, satu-satunya cara layak untuk melakukan ini adalah untuk menghasilkan dokumen yang dicetak dan dikembalikan melalui pos, ditandatangani oleh pelanggan atau dengan cek. Perintah itu harus ‘diadakan’ sampai ini diterima dan diproses atau dibersihkan. Biaya: waktu proses manual.
· Generasi faktur untuk penyelesaian berikutnya
Mungkin hanya cocok ketika pelanggan sudah diketahui penjual. Barang atau jasa diberikan ‘pada kepercayaan’ pada asumsi bahwa tagihan akan dibayar sesuai dengan ketentuan penjual dan kondisi. Biaya: waktu proses, risiko default.
Model bisnis tertentu menyiratkan satu atau lain dari metode pembayaran: misalnya, pemenuhan secara online langsung membutuhkan proses pembayaran langsung online, sedangkan pemenuhan fisik memungkinkan margin waktu untuk off-line pengolahan atau untuk pemeriksaan yang akan diterima. Seperti dalam model non-elektronik tradisional bisnis-ke-bisnis perdagangan, penyediaan barang tertunda pembayaran faktur membutuhkan pengetahuan dan kepercayaan, dan penilaian kebutuhan risiko untuk dibuat yang dapat tercermin dalam harga.
Meskipun pembayaran kartu penuh online dan metode transfer dana tampaknya menjadi pilihan yang paling mahal, pengalaman praktis di Goldsmiths telah menunjukkan bahwa ini tidak mungkin sebenarnya terjadi. Proses manual dari rincian kartu memiliki banyak jebakan, seperti rincian yang disampaikan tidak benar, dana yang tersedia tidak cukup, pencocokan yang salah dari pembayaran kepada pelanggan, dll desain sistem yang baik dan pelatihan yang memadai dapat mengatasi banyak masalah potensial, tetapi mengingat biaya ini dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kesalahan (biarkan saja panggilan telepon internasional!) sistem pembayaran penuh online mungkin nilai yang lebih baik, terutama jika nilai transaksi relatif tinggi, seperti dalam kasus pemesanan konferensi, misalnya.

Apa yang Anda butuhkan?

Teknologi untuk e-commerce tidak perlu menjadi sangat kuat, kompleks atau mahal, terutama sebagai realistis jumlah ‘hits’ di situs DIA tidak akan sangat besar, terutama pada awalnya. Sistem Online Booking Konferensi di Goldsmiths telah berhasil menggunakan berbagai sistem, mulai dari Mac berbasis database Filemaker Pro untuk solusi yang lebih kuat menggunakan PHP pada server Unix aman. Ini tidak mungkin bahwa online trading jauh dapat dicapai tanpa menggunakan setidaknya satu database (untuk merekam rincian transaksi), dan pada kenyataannya sebagian besar isi dari situs e-commerce mungkin akan menjadi database-driven. Script CGI, PHP, Active Server Pages atau Cold Fusion biasanya digunakan metode menghubungkan database ke halaman HTML, dan ini perlu dilakukan oleh seseorang dengan pemahaman yang menyeluruh dari teknik yang dipilih.
Bila sistem Anda sudah diatur pada sebuah server SSL (Secure Socket Layer) Anda akan memerlukan sebuah sertifikat keamanan digital (5) untuk membuktikannya. Ini dapat diperoleh dari sejumlah perusahaan yang Verisign (6) adalah mungkin yang paling dikenal. Mengharapkan untuk membayar £ 200-400 per tahun untuk ini tergantung pada berapa banyak server Anda beroperasi.
Biasanya sebuah HE situs e-commerce akan melibatkan personil dari berbagai departemen, mungkin mulai dari Kantor Alumni Membiayai dan jasa Komputer. Sangat penting bahwa semua pihak yang terlibat memahami bagaimana sistem bekerja dan bahwa ada komunikasi yang efektif antara mereka, sama seperti di lantai toko. Kerja tim Real akan membuat usaha sukses, jadi hindari harus bergantung pada skeptis atau azab-dan-kemuraman pedagang! Seperti halnya jenis proyek tim harus ada pemimpin yang pasti atau manajer diberdayakan untuk membuat keputusan dengan cepat dan secara sepihak.
Mungkin di atas semua, Anda perlu untuk mengiklankan keberadaan e-commerce menawarkan Anda, sehingga strategi pemasaran yang sangat penting. Hal-hal sederhana seperti membuat yakin URL muncul pada bahan cetak, dan bahwa ada link banyak dari situs ‘utama’ tidak boleh diabaikan. Kampanye e-mail langsung mungkin cara yang paling efektif untuk membangun pelanggan potensial. Upaya sebanyak mungkin perlu dimasukkan ke dalam pemasaran sebagai masuk ke dalam semua aspek lain dari membangun dan menjalankan sebuah situs web e-commerce.

Apa yang kita semua butuhkan?

Banyak inisiatif nasional baru-baru ini memiliki implikasi untuk cara HE menggunakan web untuk memasarkan sendiri, seperti HERO (7), profil masuk UCAS (8) dan e-universitas proposal (9). Belum ada tampaknya tidak telah ada upaya paralel untuk mendukung pertumbuhan dan manajemen e-commerce dalam HE. Ada sejumlah isu yang dapat hanya bermakna ditangani pada tingkat (atau bahkan internasional) nasional:

Otentikasi standar

Penggunaan ‘tanda tangan digital’ atau cara lain untuk otentikasi mahasiswa potensial atau pelanggan masih dalam tahap awal dan tidak standar (10). Hal ini dipandang sebagai rintangan utama dalam menerima aplikasi online, mengorganisir konferensi video wawancara (bagaimana Anda tahu siapa Anda benar-benar wawancara?), Kursus-kerja pengiriman, dll Sampai kemajuan dibuat di daerah ini penggunaan sistem pembayaran online akan dibatasi untuk berbagai jenis transaksi penerimaan.

Kite-tanda

Sebuah kualitas nasional disepakati jaminan skema untuk DIA akan kembali meyakinkan pembeli online potensial bahwa situs itu dapat diandalkan, aman dan dijalankan oleh lembaga bernama. Hal ini akan dicontohkan meskipun logo dan link dengan persyaratan dan kondisi yang disepakati terkait dengan transaksi tersebut.

Situs desain standar

Ada lebih mengkhawatirkan ke pengguna daripada tidak sama sekali, setelah melewati beberapa layar menu dan bentuk, menemukan bahwa situs tersebut hang atau mati. Mungkin kemudian bahkan mungkin sulit untuk mengetahui jika pesanan telah dikirim atau jika pembayaran telah dikurangi. Banyak dari jebakan dapat dihindari melalui penggunaan teknologi standar (terutama HTML) dan hati-browser kompatibilitas pengujian. Sebuah online pusat ‘e-commerce validator’ (manusia, mungkin) akan berguna, karena dapat menjadi sulit untuk memvalidasi HTML yang dihasilkan secara dinamis dengan alat yang ada.

Nasional portal

Portal meliputi area kunci yang relevan HE e-commerce (seperti jurnal online, alumni barang, penjualan tiket) akan menyediakan acara-kasus untuk pengembang sendiri di mana ide-ide, pendekatan dan teknologi dapat dibandingkan serta antarmuka yang mudah bagi pelanggan potensial. Sebuah titik akses tunggal ke seluruh Inggris HE publikasi online tersedia akan menjadi contoh dari sebuah portal yang bermanfaat.

‘DADA gaya’ penawaran

Penawaran nasional dinegosiasikan dengan layanan proses pembayaran online dan off-the-rak paket akan menguntungkan secara finansial dan memastikan bahwa pemasok dipilih yang kredibel dan dapat diandalkan.

Latihan

Membawa bersama pelatihan yang meliputi analisis bisnis dasar, kontrol stok, dll pemasaran dalam hubungannya dengan kemampuan IT yang relevan akan memungkinkan lembaga lebih untuk mendapatkan keuntungan dari e-commerce. Tentu saja dukungan online dan dokumentasi mungkin akan menjadi cara yang paling tepat pengiriman – belajar dengan contoh.

Kesimpulan – melakukan apa-apa?

Dalam menggambar kesimpulan Aku ingin tahu apa yang akan menjadi efek dari tidak melakukan apapun. Dalam jangka pendek mungkin tidak terlalu besar, tetapi lembaga yang tidak mulai sekarang mungkin merasa lebih sulit kemudian; komentar dari survei e-commerce menunjukkan bahwa ada kurva belajar yang curam untuk kedua orang tersebut bertugas dengan mengembangkan sistem pembayaran online dan institusi yang mereka adalah bagian. Salah satu tantangan yang dihadapi manajer situs web telah menyatukan orang yang berbeda dan bagian dari sebuah perguruan tinggi atau universitas untuk menyampaikan gambar yang berguna dan menarik di web. Dengan e-commerce tampaknya kita mungkin harus mengulangi proses membangun aliansi kunci, memilih teknologi yang tepat dan menyusun rencana bisnis, tetapi dengan tujuan lebih ‘misi penting’ menghasilkan uang. Sudah e-commerce telah merevolusi perbankan, bepergian, dan penjualan buku. Jasa keuangan lainnya, rekaman musik dan belanja makanan tampaknya mungkin berikutnya. Sudah terjadi di Pendidikan Tinggi antara lembaga-lembaga yang melihatnya sebagai penting untuk prospek masa depan mereka. Aku ingin tahu berapa banyak yang akan melakukan apa-apa dalam waktu satu tahun.

Kamis, 06 Juni 2013

Mekanisme Transaksi Pembayaran di e-commerce

Salah satu isu terbesar dalam implementasi sistem E-Commerce adalah mengenai mekanisme transaksi pembayaran via internet. Dalam bisnis konvensional sehari-hari, seseorang biasa melakukan pembayaran terhadap produk atau jasa yang dibelinya melalui berbagai cara. Cara yang paling umum adalah dengan membayar langsung dengan alat pembayaran yang sah (uang) secara tunai (cash). Cara lain adalah dengan menggunakan kartu kredit (credit card), kartu debit (debet card), cek pribadi (personal check), atau transfer antar rekening (Kosiur, 1997). Proses pembayaran biasanya dilakukan di tempat dimana produk atau jasa tersebut diperjualbelikan.
Sumber: David Kosiur, 1997
Lokasi tersebut biasa disebut sebagai POS (Point-Of-Sale). Prinsip pembayaran di dalam sistem E-Commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata, hanya saja internet (dunia maya) berfungsi sebagai POS yang dapat dengan mudah diakses melalui sebuah komputer pesonal (PC).
Langkah pertama yang biasa dilakukan konsumen adalah mencari produk atau jasa yang diinginkan di internet dengan cara melakukan browsing terhadap situs-situs perusahaan yang ada. Melalui online catalog-nya, konsumen kemudian menentukan barang-barang yang ingin dibelinya. Setelah selesai “memasukkan” semua barang (pesanan dalam bentuk informasi) ke dalam digital cart (kereta dorong digital), maka tibalah saatnya untuk melakukan pembayaran (seperti halnya membawa kereta dorong ke kasir di sebuah supermarket).
Langkah selanjutnya adalah konsumen berhadapan dengan sebuah halaman situs yang menanyakan berbagai informasi sehubungan dengan proses pembayaran yang ingin dilakukan. Informasi yang biasa ditanyakan sehubungan dengan aktivitas ini adalah sebagai berikut:
1. Cara pembayaran yang ingin dilakukan, seperti: transfer, kartu kredit, kartu debit, cek personal, dan lain sebagainya. Jika menggunakan kartu kredit misalnya, informasi lain kerap ditanyakan, seperti nama yang tercantum dalam kartu, nomor kartu, expire date, dan lain sebagainya. Contoh lain adalah jika menggunakan cek personal, biasanya selain nomor cek, ditanyakan pula nama dan alamat bank yang mengeluarkan cek tersebut.
2. Data atau informasi pribadi dari yang melakukan transaksi, seperti: nama, alamat, nomor telepon, alamat penagihan, dan lain sebagainya. Jika konsumen ingin melakukan pembayaran dengan metoda lain, seperti digital cash atau electronic check misalnya, konsumen diminta untuk mengisi user name dan password terkait sebagai bukti otentik transaksi melalui internet.
3. Bagi perusahaan yang memperbolehkan konsumennya untuk melakukan pembayaran beberapa kali (cicilan), biasanya akan ditanyakan pula termin pembayaran yang dikehendaki.
Setelah konsumen mengisi formulir elektronik tersebut, maka perusahaan yang memiliki situs akan melakukan pengecekan berdasarkan informasi pembayaran yang telah dimasukkan ke dalam sistem. Melalui sebuah sistem gateway (fasilitas yang menghubungkan dua atau lebih sistem jaringan komputer yang berbeda), perusahaan akan melakukan pengecekan (otorisasi) terhadap bank atau lembaga keuangan yang berasosiasi terhadap medium pembayaran yang dipilih oleh konsumen (misalnya menghubungi Visa atau Mastercard untuk jenis pembayaran kartu kredit). Lembaga keuangan yang terkait kemudian akan melakukan proses otorisasi dan verifikasi terhadap berbagai hal, seperti: ketersediaan dana, validitas medium pembayaran, kebenaran informasi, dan lain sebagainya. Jika metode pembayaran yang dipilih melibatkan lebih dari satu bank atau lembaga keuangan, proses otorisasi dan verifikasi akan dilakukan secara elektronik melalui jaringan komputer antar bank atau lembaga keuangan yang ada.
Hasil dari proses otorisasi dan verifikasi di atas secara otomatis akan “diinformasikan” kepada pelanggan melalui situs perusahaan. Jika otorisasi dan verifikasi berhasil, maka konsumen dapat melakukan proses berikutnya (menunggu barang dikirimkan secara fisik ke lokasi konsumen atau konsumen dapat melakukan download terhadap produk-produk digital). Jika otorisasi dan verifikasi gagal, maka pesan kegagalan tersebut akan diberitahukan melalui situs yang sama. Berbagai cara biasa dilakukan oleh perusahaan maupun bank untuk membuktikan kepada konsumen bahwa proses pembayaran telah dilakukan dengan baik, seperti:
1. Pemberitahuan melalui email mengenai status transaksi jual beli produk atau jasa yang telah dilakukan;
2. Pengiriman dokumen elektronik melalui email atau situs terkait yang berisi “berita acara” jual-beli dan kwitansi pembelian yang merinci jenis produk atau jasa yang dibeli berikut detail mengenai metode pembayaran yang telah dilakukan;
3. Pengiriman kwitansi pembayaran melalui kurir ke alamat atau lokasi konsumen;
4. Pencatatan transaksi pembayaran oleh bank atau lembaga keuangan yang laporannya akan diberikan secara periodik pada akhir bulan; dan lain sebagainya.
Menyangkut transaksi pembayaran melalui internet, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh mereka yang mengembangkan sistem E-Commerce, yaitu:
1. Security – data atau informasi yang berhubungan dengan hal-hal sensitif semacam  nomor kartu kredit dan password tidak boleh sampai “dicuri” oleh yang tidak berhak, karena dapat disalahgunakan di kemudian hari;
2. Confidentiality – perusahaan harus dapat menjamin bahwa tidak ada pihak lain yang mengetahui terjadinya transaksi jual beli dan pembayaran, kecuali pihak-pihak yang memang secara hukum harus mengetahuinya (misalnya bank);
3. Integrity – sistem harus dapat menjamin adanya keabsahan dalam proses jual beli, yaitu harga yang tercantum dan dibayarkan hanya berlaku untuk jenis produk atau jasa yang telah dibeli dan disetujuai bersama;
4. Authentication – proses pengecekan kebenaran dimana pembeli maupun penjual merupakan mereka yang benar-benar berhak melakukan transaksi seperti yang dinyatakan oleh masing-masing pihak;
5. Authorization – mekanisme untuk melakukan pengecekan terhadap keabsahan dan kemampuan seorang konsumen untuk melakukan pembelian (adanya dana yang diperlukan untuk melakukan transaksi jual beli); dan
6. Assurance – kondisi dimana konsumen yakin bahwa perusahaan E-Commerce yang ada benar-benar berkompeten untuk melakukan transaksi jual beli melalui internet (tidak melanggar hukum, memiliki sistem yang aman, dsb.).
Dalam perkembangannya, sistem pembayaran melalui internet dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mengingat bahwa seluruh mekanisme tersebut dilakukan di sebuah dunia maya yang penuh dengan potensi kejahatan, maka adalah merupakan suatu keharusan bagi perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan audit terhadap kinerja sistem pembayaran perusahaan E-Commerce-nya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Di pihak konsumen, adalah baik untuk tidak langsung percaya begitu saja terhadap perusahaan maupun “dunia maya” yang ada. Belajar berbelanja melalui internet dapat dilakukan dengan melibatkan uang dalam jumlah yang kecil dahulu. Jika benar-benar tidak diketemukan masalah, barulah secara perlahan dapat dilakukan frekuensi dan volume jual beli dengan nilai yang lebih besar. Menggunakan kartu kredit atau kartu debit dengan limit terbatas merupakan salah satu cara terbaik untuk mulai belajar berbelanja di internet…..

Kamis, 16 Mei 2013

Transaksi E-Commerce Meningkat, BNI Tawarkan Solusi Pembayaran

UNTUK mendukung transaksi e-commerce yang terus meningkat pesat di Indonesia, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., meluncurkan inovasi pembayaran belanja online.
Direktur Konsumer dan Ritel BNI, Darmadi Sutanto, mengatakan bahwa BNI e-Commerce Payment Solution merupakan solusi inovasi terbaru dan pertama di Indonesia. Produk ini terdiri dari BNI Debit Online dan DOKU Wallet.
“Merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami dapat meluncurkan dua produk layanan E-Commerce Payment Solution yang pertama di Indonesia yaitu BNI Debit Online dan DOKU Wallet. Kami berharap kedua produk ini dapat lebih meningkatkan layanan BNI kepada para nasabah dalam melakukan transaksi secara online,” kata Darmadi saat peluncuran produk tersebut di Jakarta, Senin, (1/4/2013).
“Kedua fasilitas e-Commerce Payment ini akan didukung penuh oleh BNI e-Banking yang terdiri dari BNI ATM, BNI SMS Banking dan berbagai layanan BNI lainnya seperti BNI Internet Banking yang akan terus dikembangkan untuk kemudahan dan kenyamanan para pelaku e-commerce dalam melakukan transaksi,” sambung dia.
Dijelaskan, BNI Debit Online merupakan e-Commerce Payment Solution hasil kerjasama antara BNI dengan MasterCard Internasional yang diperuntukkan kepada nasabah BNI dalam melakukan transaksi online yang didasarkan pada Kartu Debit BNI mereka dengan aman dan mudah.
“BNI Debit Online juga mampu menyediakan payment solution bagi para nasabah BNI yang merupakan pelaku e-Commerce yang belum atau tidak mempunyai BNI Kartu Kredit, karena sebagian besar transaksi e-commerce masih menggunakan transfer, kartu kredit dan COD (cash on delivery),” jelas Darmadi.
Pengguna BNI Debit Online, sambungnya, harus melakukan request nomor kartu virtual (VCN) melalui BNI SMS Banking. Hal inilah yang membuat BNI Debit Online sangat aman dan mudah untuk digunakan. BNI Debit Online dapat juga digunakan pada merchant-merchant online domestik dan internasional yang menerima pembayaran melalui jaringan MasterCard Internasional dengan memasukkan nomor kartu virtual.
“Dengan demikian akan lebih aman karena nasabah tidak harus memasukkan 16 digit nomor kartu debit mereka yang asli,” tegasnya.
Sementara DOKU Wallet merupakan hasil kerja sama BNI dengan PT Nusa Satu Inti Artha. DOKU Wallet merupakan dompet virtual dan dapat digunakan baik oleh nasabah BNI maupun non-nasabah BNI untuk melakukan transaksi online. Untuk dapat menggunakan DOKU Wallet, nasabah BNI harus melakukan registrasi melalui BNI SMS Banking atau dengan membuka situs www.dokuwallet.com.
Bagi pengguna DOKU Wallet non nasabah BNI, registrasi dapat dilakukan melalui situs www.dokuwallet.com. Pengguna DOKU Wallet diharuskan melakukan Top Up terlebih dahulu melalui BNI SMS Banking, BNI ATM dan transfer online dari bank-bank anggota jaringan ATM Bersama dan Link sebelum melakukan transaksi pada merchant online yang menerima pembayaran dengan logo DOKU Wallet yang dapat dilakukan.
Hingga saat ini, BNI melayani 14,5 juta rekening dengan pemegang BNI Kartu Debit mencapai sekitar 9,1 juta nasabah. Diperkirakan target volume transaksi pada tahun pertama  untuk BNI Debit Online dan DOKU Wallet sebesar  5 juta dengan total nominal transaksi diperkirakan senilai Rp 250 miliar.

8 Risiko e-Commerce dan Tips Membangun Trust

Jakarta - Persepsi risiko adalah penyebab utama mengapa orang-orang enggan berbelanja online, karena itu kepercayaan (trust) adalah hal pertama dan terutama yang harus dibangun para pemilik toko online.

Karena sifatnya yang tidak bertemu langsung antara pembeli dan penjual, e-commerce memunculkan persepsi risiko yang bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang khawatir dengan risiko kehilangan uang, ada yang mengkhawatirkan faktor waktu pengiriman, ada juga yang mempertimbangkan faktor security dan privacy.

Saya mengambil model 8 dimensi risiko yang dipersepsikan (perceived risk) dalam e-commerce yang dibuat oleh Liu Xiao (2004) untuk melukiskan betapa banyaknya persepsi risiko yang mungkin ada dalam benak calon konsumen kita yang mungkin saja tidak terpikirkan oleh Anda sebagai pemilik toko.

1. Risiko Finansial, yaitu kemungkinan kerugian keuangan (contoh: bagaimana kalau setelah saya transfer barang tidak dikirim?).

2. Risiko Sosial, yaitu kemungkinan kerugian yang berhubungan dengan pengaruh nilai-nilai sosial maupun pandangan dari teman atau keluarga (contoh: bagaimana kalau saya dianggap enggak gaul kalau belanja online?).

3. Risiko Waktu, yaitu kemungkinan merasa rugi waktu karena proses pembelian online (contoh: bagaimana kalau barang yang saya butuhkan terlambat tiba di tempat?).

4. Risiko Kinerja, yaitu kemungkinan produk atau layanan tidak sesuai dengan yang diharapkan (contoh: bagaimana kalau produk ternyata tidak sesuai dengan gambar di situs web?).

5. Risiko Fisik, yaitu kemungkinan kerugian secara fisik (contoh: bagaimana kalau proses pembelian online ini membuat saya lelah karena prosesnya yang ribet?).

6. Risiko Psikologis, yaitu kemungkinan merasa tidak nyaman secara psikologis (misalnya: merasa tidak nyaman karena tidak bertemu dengan penjual).

7. Risiko Privacy, yaitu kemungkinan kerugian karena penyalahgunaan informasi personal oleh toko online.

8. Risiko Security, yaitu kemungkinan kerugian karena penyalahgunaan informasi personal oleh pihak ketiga (seperti payment gateway, dll).

Banyak pihak sepakat, tantangan terbesar bagi e-commerce di Indonesia, sama halnya dengan negara-negara berkembang lainnya adalah mendapatkan trust dari konsumen. Bila bicara trust maka tak lepas dari risiko, trust diperlukan karena adanya banyak risiko.

Dapatkan Trust Melalui Pengalaman Web

Kepercayaan bukan sesuatu yang gratis dan didapat serta-merta. Kepercayaan dibangun dan dikomunikasikan secara terus-menerus oleh brand. Maka dalam hal ini brand yang sudah eksis di offline mendapat keuntungan lebih mudah mendapatkan kepercayaan karena namanya telah dikenal.

Tetapi bagaimana dengan brand-brand baru, toko-toko online yang berangkat dari nol dan mencari nama di online? Apabila salah satu sumber trust di offline adalah salesperson, maka di online fungsi tersebut digantikan oleh pengalaman web.

Karena itu, ketika mendesain situs web, pemilik toko harus ingat tugas utama yang diemban oleh situs web adalah menurunkan rasa ketidakpastian dan persepsi risiko yang dapat dimiliki konsumen dengan mengkomunikasikan kepercayaan dan kredibilitas brand.

Beberapa gagasan berikut dapat diterapkan pada situs web untuk mendapatkan kepercayaan konsumen untuk pertama kalinya:

1. Informasi yang lengkap dan akurat tentang cara pembelian, cara pembayaran dan pengiriman, garansi, dan kebijakan refund (bila ada).

2. Menjamin keamanan data personal pembeli tidak akan disalahgunakan.

3. Mencantumkan alamat dan kontak yang jelas. Nomor telepon maupun form kontak diletakkan pada tempat yang mudah ditemukan dan familiar bagi pembeli sehingga memberi kesan toko welcome untuk dihubungi.

4. Fast Response, menunjukkan keseriusan dengan menjawab dengan cepat apabila ada kontak atau pertanyaan dari pengunjung web.

5. Memberi perhatian pada usability web; kemudahan penggunaan situs web sangat penting dalam membentuk persepsi terhadap kredibilitas brand. Faktor usability mencakup: kemudahan penggunaan, navigasi, kecepatan situs, kemudahan pencarian, dan proses memesan/membayar.

6. Testimonial/Review, ada baiknya menampilkan testimonial/review dari konsumen yang pernah berbelanja. Bahkan review negatif pun tidak apa-apa untuk dipasang, asal dijawab dan keluhan tersebut telah diatasi. Hal ini malah akan meningkatkan kredibilitas karena menunjukkan perusahaan berani terbuka menerima masukan konsumen.

Setelah konsumen sudah berbelanja, pastikan dia mendapatkan pengalaman yang baik, kedelapan hal yang dapat menjadi risiko di atas tidak terjadi, dan pastilah dia pun akan kembali berbelanja lagi menjadi returned customer dan seterusnya menjadi pelanggan setia.

Peran idEA Untuk E-Commerce Indonesia

Akhir-akhir ini geliat masyarakat Indonesia dalam belanja online meningkat pesat. MasterCard WorldWide melaporkan bahwa 57% orang Indonesia sudah familiar dengan belanja online. Hal tersebut juga diperkuat dengan pemain di dunia e-commerce yang juga terus bertambah. Fenomena ini membuat terciptanya industri yang sehat, baik lewat regulasi dan infrastruktur yang rapi menjadi sangat penting.

Internet dan E-Commerce Policy adalah bagian penting dari pertumbuhan baru ekonomi di Indonesia. idEA sebagai Asosiasi E-Commerce Indonesia pun hadir untuk berbagi tentang perkembangan industri internet dan e-commerce di Indonesia. Berbagai hal seperti kebijakan pemerintah Indonesia terkait dunia internet dan E-Commerce yang terus berkembang pesat pastinya dibutuhkan dalam perjalanan pertumbuhan baru Ekonomi Indonesia.

Disinilah peran asosiasi seperti idEA dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan E-Commerce di Indonesia. idEA hadir sebagai jembatan dan menjalin hubungan yang baik antar pemain dalam industri dengan para mitra industri secara berkesinambungan, termasuk diantaranya dengan pemerintahan dalam hal regulasi yang berkaitan dengan kepentingan industri, maupun dengan asosiasi lain yang secara langsung menjadi elemen penting dalam pengembangan ekosistem industri e-Commerce.

Daniel Tumiwa selaku Chairman IdEA, mengatakan bahwa idEA berkomitmen untuk secara aktif turut mengedukasi pasar untuk bertransaksi online secara aman dan nyaman. idEA pun siap mendukung program-program yang terkait dengan hal tersebut. idEA sendiri berdiri dipelopori oleh 10 perusahaan e-commerce besar di Indonesia, seperti Berniaga.com, Bhinneka.com, Blibli.com, Google, Dealgoing, Gramedia.com, IPAYMU, ******, Livingsocial, dan Multiply.

"Melalui idEA Internet & E-Commerce Policy Seminar, besar harapan kami Asosiasi ini dapat menjadi yang terdepan dalam mengakselerasi pertumbuhan yang sehat dalam industri e-commerce di Indonesia sehingga menjadi salah satu penggerak utama dalam ekonomi digital baru di Indonesia. Kami pun menyambut semakin banyak perusahaan e-commerce untuk bergabung dalam asosiasi untuk berkolaborasi dalam memajukan industri e-commerce di Indonesia," jelasnya.

Hukum E-Commerce di Indonesia

Hukum e-commerce di Indonesia secara signifikan, tidak mencover aspek transaksi yang dilakukan secara online (internet). Akan tetapi ada beberapa hukum yang bisa menjadi pegangan untuk melakukan transaksi secara online atau kegiatan E-Commerce. Yaitu :
  1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (UU Dokumen Perusahaan) telah menjangkau ke arah pembuktian data elektronik. Dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 2 tentang dokumen perusahaan yg isinya
    Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

    Dan pada BAB III tentang Pengalihan Bentuk Dokumen dan Legalisasi Pasal 12 ayat 1 dan Pasal 15 ayat 1 dan 2 yang isinya berturut-turut
    Dokumen perusahaan dapat dialihkan ke dalam mikrofilm atau media lainnya.

    Dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikrofilm atau media lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah.

    Apabila dianggap perlu dalam hal tertentu dan untuk keperluan tertentu dapat dilakukan legalisasi terhadap hasil cetak dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikrofilm atau media lainnya.

    Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Undang-undang di atas berisi tentang pernyataan bahwa Dokumen perusahaan (data/bukti transaksi jual beli) adalah sah dengan syarat dapat dilihat, dibaca atau didengar dengan baik. Dan data dalam bentuk media elektronik (dsebutkan mikrofilm atau media lain) seperti video, dokumen elektronik, email dan lain sebgainya yang dapat dikatakan sebagai Dokumen merupakan alat bukti yang sah.

  2. Pasal 1233 KUHP, yang isinya sebagai berikut
    Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-undang.
    Berarti dengan pasal ini perjanjian dalam bentuk apapun dperbolehkan dalam hukum perdata Indonesia. Dapat sering kita jumpai ketika kita menggunakan fasilitas gratisan seperti email ada Term of Use-nya terus ada Privacy Policy-nya dan lain sebagainya.

  3. Pasal 1338 KUHP, yang isinya mengarah kepada hukum di Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak. Asas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjuan untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. jadi pelaku kegiatan e-commerce dapat menentukan sendiri hubungan hukum di antara mereka.
Demikian sekilas tentang Hukum E-Commerce di Negara kita Indonesia, dilihat dari segi hukumnya tentu dapat dikatakan sudah mendukung. Namun masyarakat indonesia sendiri terlihat masih enggan atau bisa dibilang takut atau juga belum biasa untuk melakukan kegiatan e-commerce. Jadi di sini yang masih jadi hambatan e-commerce di Indonesia adalah faktor budaya masyarakatnya sendiri.

Tulisan dibuat untuk sarana belajar buat khalayak yang membutuhkan khususnya bagi saya yang sedang menghadapi UAS besok dan Gak kebetulan mata ujiannya tentang E-Commerce :) Waullahu 'Alam.

Penggunaan E-Commerce di Indonesia

Penggunaan e-commerce di Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survey awal masih relatif sedikit perusahaan yang menggunakan e-commerce sebagai sarana untuk kepentingan bisnis. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji tentang motif serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang telah menerapkan penggunaan ecommerce dalam kepentingan bisnis. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang motif perusahaan dalam menggunakan e-commerce.
Temuan ini sangat penting terutama dalam upaya memberikan informasi yang lebih jelas tentang dasar pertimbangan dalam menggunakan e-commerce dan memanfaatkannya sebagai sarana keunggulan bersaing.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa perusahaan sebagai obyek
penelitian, yang merupakan perusahaan yang sudah menggunakan layanan e-commerce yang targetnya langsung kepada konsumen dimana perusahaan yang peneliti teliti tersebar di kota kota besar di Indonesia. Adapun sampel dari penelitian ini adalah
sebanyak 27 perusahaan yang bergerak dibidang Jasa dan Dagang dengan kisaran tingkat
omzet perusahaan perbulan adalah sebesar 10 juta sampai dengan 100 juta.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Berdasarkan analisis deskriptif faktor
motif dapat disimpulkan bahwa faktor yang melandasi perusahaan terdorong
menggunakan e-commerce terdiri dari enam faktor yaitu yang menjadi harapan tertinggi
bagi para perusahaan ketika ingin menerapkan e-commerce : Mengakses Pasar global
sebesar 56%, Mempromosikan produk sebesar 63%, Membangun Merk sebesar 56%,
Mendekatkan dengan pelanggan sebesar 74%, Membantu komunikasi lebih cepat dengan
pelanggan sebesar 63% dan Memuaskan pelanggan sebesar 56%. Dan berdasarkan
analisis yang kedua yaitu analisis deskritpif faktor manfaat yang diperoleh perusahaan
dengan adanya penerapan e-commerce terdiri dari dua faktor yaitu yang menjadi manfaat
terbesar perusahaan setelah menerapkan e-commerce yaitu Kepuasan konsumen sebesar
74% dan Keunggulan bersaing sebesar 81%.

Kamis, 09 Mei 2013

Sistem e-commerce inovatif

E-GOVERNMENT
E-government  merupakan penggunaan teknologi informasi dan secara umum dan penggunaan e-commerce secara khusus untuk; 1) menyediakan akses bagi masyarakat dan organisasi pada informasi dan jasa pemerintahan dan 2) distribusi jsa publik pada masyarakat, patner bisnis dan yang bekerja pada bidang sektor publik. E-government  merupakan cara yang efisien dan efektif dalam melakukan transaksi bisnis dengan masyarakat dan pelaku bisnis, termasuk transaksi dalam pemerintahan itu sendiri. E-government  juga dapat dikatakan sebagai model e-commerce dalam hal ini entitas pemerintah membeli atau menyediakan barang, jasa atau informasi untuk masyarakat individual dan para pelaku bisnis.
Pada chapter ini, istilah e-government digunakan dalam konteks yang lebih luas, yang menghubungkan pemerintah, masyarakat dan pelaku bisnis dalam suatu jaringan informasi, knowledge dan commerce. Dalam pandangan yang lebih luas, e-government meliputi adanya bentuk baru pemerintah dan munculnya pangsa pasar baru. Terdapat beberapa kategori utama yang pas  dengan definisi e-government yaitu;
  1. Government to citizens (G2C)
Merupakakan kategori e-government yang meliputi seluruh interaksi antara pemerintah dan masyarakatnya secara elektronik.
  1. Government to business (G2B)
Merupakakan kategori e-government yang meliputi transaksi antara pemerintah dan para pelaku bisnis (penjualan dan penyediaan jasa oleh pemerintah pada pelaku bisnis dan penjualan produk dan jasa dari pelaku bisnis pada pemerintah). E-procurement dan pelelangan surplus pemerintah merupakan dua kunci dalam area G2B
  1. Goverment to government (G2G)
Merupakakan kategori e-government yang meliputi aktivitas e-commerce antar unit-unit pemerintah dan antar pemerintah yang ditujukan pada perbaikan keefektifan dan efisiensi pemerintah.
  1. Internal efficiency dan effectveness (IEE)
Merupakakan kategori e-government yang menyediakan tools untuk perbaikan perbaikan keefektifan dan efisiensi operasi pemerintah dan proses implementasian aplikasi intrabisnis secara mendasar dalam unit-unit pemerintah .
  1. Government to employees (G2E)
Merupakakan kategori e-government  yang meliputi aktivitas dan jasa antara unit-unit pemerintah dengan para pegawainya.
Pada pengimplementasian e-government, entitas pemerintah melakukan transformasi dari distribusi jasa pemerintah secara tradisional ke implementasi jasa pemerintah (secara keseluruhan) secara online. Kegiatan transformasi tersebut dilakukan melalui 6 tahapan antara lain: 1) publikasi atau diseminasi informasi, 2) “officials” transaksi dua arah dengan suatu departemen, 3) portal multitujuan, 4) personalisasi portal, 5) pengklasteran jasa umum dan 6) integrasi dan transformasi entitas secara penuh.

E-LEARNING
E-learning merupakan distribusi informasi secara online untuk tujuan edukasi, pelatihan atau managemen pengetahuan dan pemahaman (knowledge). E-learning merupakan suatu sistem web yang memungkinkan untuk membuat knowledge menjai mudah untuk diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan, setiap saat dan dimana pun berada. Benefit yang dapat diperoleh melalui e-learning antara lain; dapat mereduksi waktu, volume dan diversitas yang besar, retensi konten lebih tinggi, dapat mereduksi biaya, fleksibel, material yang konsisten dan terbaru serta lingkungan yang bebas dari kekhawatiran.
Disamping terdapat beberapa benefit dari e-learning, terdapat juga beberapa kelemahan e-learning yaitu; tambahan biaya untuk melatih ulang para instruktor, tambahan dana untuk membeli peralatan dan penyediaan jasa pendukung, tidak ada jaminan, kesulitan dalam pemeliharaan dan pemutakhiran, biaya yang mahal dan kesulitan untuk melakukan proteksi properti intelektual, literasi komputer dan retensi pelajar. Keberadaan publikasi secara online (termasuk melalui blok dan wikis), librari digital e-book, e-magazines merupakan beberapa contoh pendukung yang memfasilitasi ­e-leraning, knowledge diseminasi dan juga periklanan.
ConsumeR to Consumer commerce
Consumer to consumer commerce (C2C) merupakan salah satu model e-commerce dalam hal ini konsumen menjual secara langsung pada konsumen yang lain, atau dapat dapat juga dikatakatan sebagai transaksi jual-beli antar konsumen. Aktivias C2C dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui internet. Auksi merupakan salah satu contoh aktivitas C2C yng paling dikenal. Jutaan orang melakukan transaksi pembelian dan penjualan pada eBay dan ratusan web site lelang. Aktivitas  C2C lainnya adalah iklan klasifikasian, jasa personal, pertukaran, penjualan propertis virtual dan jasa pendukung.
Beberapa aplikasi C2C didasarkan pada arsitekur komputer yang dikenal dengan peer to peer (P2P). Arsitektur komputer peer to peer (P2P) merupakan suatu tipa jaringan dalam hal ini masing-masing komputer klien dapat membagi atau mendistribusi files atau sumberday komputer secara langsung dengan yang lain. Karakteristik sistem P2P antara lain; a) P2P menyediakan akses real-time pada user yang lain melalui teknik dan aplikasi kolaborasi multichannel, b) komputer pengguna dapat bertindak sebagai klien atau server, c) mudah untuk digunakan dan terintegrasi, d) memudahkan dalam mengkreasi konten atau penambahan fungsionalitas. Dalam hal ini, terdapat empat model P2P yaitu; 1) kolaborasi, 2) distribusi konten, 3) automasi proses bisnis dan 4) pencari distribusian.

Kamis, 02 Mei 2013

Keterkaitan e-bussiness, e-commerce, dan e-marketing

Keterkaitan e-bussiness, e-commerce, dan e-marketing sangat erat kaitannya. Saat ini banyak perusahaan menggunakan system yang bersifat online didalam menjalankan pemasaran produknya guna memperluas segmentasi market nantinya.
Peluang untuk membangun jejaring dengan berbagai institusi lain tersebut harus dimanfaatkan karena dewasa ini persaingan sesungguhnya terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan E-Commerce untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis inti yang digelutinya
Dampak dari teknologi untuk perkembangan bisnis di Indonesia sebagai berikut :
-          Jangkauan global
-          Pengurangan biaya operasi
-          Perbaikan rantai pasokan
-          Penambahan jam buka: 24/7/365
-          Kustomisasi
-          Model bisnis baru
-          Spesialisasi vendor
-          Kecepatan time-to-market
-          Biaya komunikasi/koordinasi lebih rendah
-          Efisiensi pengadaan
-          Meningkatkan hubungan dengan konsumen
-          Informasi yang up-to-date
-          Tidak harus membayar pajak/biaya usaha fisik
Karakteristik Bisnis E Commerce
Business to Business
-           Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
-          eCommerce antara usaha dan usaha baik pelanggan maupun pemasok (supplier)
-          Melakukan transaksi antar usaha ini secara elektronik dapat banyak keuntungan seperti lebih cepat, lebih nyaman, lebih efisien
Business to Consumer
-          e-Commerce antara usaha dan konsumen secara langsung
-          Dengan semakin banyaknya pribadi yang terhubung pada internet maka pasar B2C semakin potensial
-          Konsumen mendapatkan akses yang luas pada produk dan jasa yang ditawarkan secara online
Consumer to Business
-          e-Commerce antara individu dan perusahaan secara langsung.
-          Dengan semakin banyaknya individu yang menawarkan produk dan jasa melalui internet maka pasar C2B semakin potensial.
-          Perusahaan mendapatkan akses yang luas pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh individu
Consumer to Consumer
-          e-Commerce antara individu dan individu secara langsung
-          Dengan semakin banyaknya individu yang terhubung pada internet maka pasar C2C semakin potensial
Pola bisnis e-commerce ini pada dasarnya terletak atas beberapa komponen, tersedianya platform untuk menampilkan barang, proses pembayaran dan pengiriman.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.

Kamis, 25 April 2013

Pentingnya E-commerce Bagi Pengguna Online

Disini saya akan membahas tentang manfaat E-commerce Kata diatas mungkin sudah familiar bagi para penjelah internet, atau malah mungkin sudah ada yang sering mempergunakannya. Sebelum membahas lebih dalam, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu E-commerce.
Apa itu E-commerce?
E-commerce adalah segala bentuk transaksi atau kegiatan bisnis yang memanfaatkan media Elektronik sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentunya.
Sebagian orang mungkin menganggap E-commerce hanyalah kegiatan transaksi barang melalui internet/secara on-line, padahal pemanfaatan E-commerce tidak hanya itu bahkan sebagian besar dari fungsi E-commerce adalah untuk kegiatan Bisnis ke Bisnis atau biasa disingkat B2B(penjualan pembelian antar perusahaan /kerja sama).

Pada zaman sekarang penggunaan situs E-commece untuk kegiatan bisnis /transaksi tidak bisa di tawar-tawar lagi karena apabila kita hanya mengandalkan system peromosi secara tradisional sudah dapat dipastikan kegiatan bisnis/transaksi itu tidak akan berkembang dengan baik ,hal itu dikerenakan pada zaman sekarang persaingan semakin ketat begitu pula dengan berbagai macam cara promosi makin variatif.
Dengan menggunakan E-commece kita memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
1. Dapat memperluas kegiatan usaha kita (karena promosi dengan E-commerce tidak terhalang oleh jauhnya
lokasi)
2. Menghemat biaya promosi/transaksi
3. Menghemat waktu
4. Dan pastinya lebih banyak lagi manfaatnya.

Jenis-jenis E-commerce

Adapaun jenis-jenis e-commerce yang ada adalah business to business (B2B) dan Business to consumer (B2C,retail). Selain kedua jenis tersebut ada juga jenis baru yang disebut Consumer to Consumer (C2C) seperti transaksi lelang yang dilakukan di eBay.
Karakteristik Business to Business
* Trading Partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi yang dipertukarkan dengan partner tersebut dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan, data disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
* Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk 2 entiti yang menggunakan standar yang sama.
* Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu partnernya.
* Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan pada kedua pelaku bisnis. Karakter Business to Consumer.
* Servis yang digunakan bersifat umum dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai.
Contoh : karena sistem web sudah dikenal maka servis menggunakan basis web.
* Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan system yang minimal berbasis web dan processing (business procedure) diletakkan pada sisi server.

manfaat bagi pengguna bisnis seperti :

* Perusahaan-perusahaan dapat menjangkau pelanggan diseluruh dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja dengan meningkatkan keuntungan.
* E-COMMERCE menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan. Sebuah perusahaan yang melakukan bisnis diinternet akan mengurangi biaya tambahan karena biaya tersebut tidak digunakan untuk gedung dan pelayanan pelanggan (costumer service), jika dibangdingkan dengan jenis bisnis tradisional.
* Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah
* Mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer elektronik/pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung dicek.
* Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.
Orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya

Read more at: http://www.ms-room.com/index.php/topic,3588.0/judule,fungsi-e-commerce-dan-seberapa-pentingnya-dalam-e-bisnis.html
membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan

Read more at: http://www.ms-room.com/index.php/topic,3588.0/judule,fungsi-e-commerce-dan-seberapa-pentingnya-dalam-e-bisnis.html

Kamis, 18 April 2013

Keuntungan dan kekurangan e-commerce

Keuntungan dari E-commerce
Keuntungan yang dapat diambil dari penerapan e-commerce dapat dilihat dari 3 pihak utama yang terlibat di dalamnya yaitu: organisasi, konsumen, dan masyarakat.
1. Bagi organisasi / perusahaan
a. Pasar internasional
Dengan penerapan e-commerce sebuah perusahaan dapat memiliki sebuah pasar internasional. Bisnis dapat dijalankan tanpa harus terbentur pada batas negara dengan adanya teknologi digital. Pihak perusahaan dapat bertemu dengan partner dan kliennya dari seluruh penjuru dunia. Hal ini menciptakan sebuah lembaga multinasional virtual.
b. Penghematan biaya operasional
Biaya operasional dapat dihemat. Biaya untuk membuat, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan memperbaiki kembali informasi juga dapat ditekan.
c. Kustomisasi masal
E-commerce telah merevolusi cara konsumen dalam membeli barang dan jasa. Produk barang dan jasa dapat dimodifikasi sesuai dengan keingingan konumen. Contohnya, di masa lalu saat perusahaan Ford mulai memasarkan mobil produksinya, para pembeli hanya dapat membeli motor yang berwarna hitam karena yang dibuat memang hanya warna tersebut. Namun sekarang pembeli dapat mengkonfigurasi sebuah mobil sesuai dengan spesifikasi mereka hanya dalam beberapa menit, misalnya menentukan warna mobil yang mereka inginkan untuk mobil yang akan mereka beli, hanya dengan mengunjungi website Ford di internet.
d. Berkurangnya kendala inovasi
Yang dimaksud adalah dengan e-commerce, suatu perusahaan dapat menghemat sumber daya karena mereka tidak dipusingkan dengan sulitnya membuat penemuan baru untuk modifikasi produk mereka. Sebagai contoh, perusahaan seperti Motorola (mobile phone) dan Dell (komputer) dapat mengumpulkan para konsumennya yang memesan sebuah produk. Para konsumen dapat membuat suatu daftar mengenai spesifikasi produk baru yang mereka inginkan dan mengirimkannya ke perusahaan secara on-line. Kemudian perusahaan dapat merencanakan produksi suatu produk berdasarkan spesifikasi konsumen dan mengirimkan hasilnya dalam jangka waktu beberapa hari.
e. Biaya telekomunikasi yang lebih rendah
Internet lebih murah dari sebuah jaringan tambahan yang hanya digunakan untuk telepon. Adalah lebih murah untuk mengirimkan sebuah fax atau e-mail via internet daripada melakukan dial telepon secara langsung.
f. Digitalisasi proses dan produk
Contohnya pada kasus produk software dan audio video, produk digital tersebut dapat diunduh atau dikirim lewat e-mail secara langsung ke konsumen melalui internet dalam format digital. Hal ini tentu saja menghemat waktu dan biaya pengiriman produk.
g. Batasan waktu kerja dapat diatasi
Bisnis dapat dijalankan tanpa mengenal batas waktu karena dijalankan secara on-line melalui internet yang selalu beroperasi tiap hari.
2. Bagi konsumen
a. Akses penuh 24 jam / 7 hari
Konsumen dapat berbelanja atau mengolah bernagai transaksi lain dalam 24 jam sepanjang hari, sepanjang tahun di sebagian besar lokasi. Contohnya memeriksa saldo, membuat pembayaran, dan memperoleh informasi lainnya.
b. Lebih banyak pilihan
Konsumen tidak hanya memiliki sekumpulan produk yang bisa dipilih, namun juga daftar supplier internasional sehingga konsumen memiliki pilihan produk yang lebih banyak.
c. Perbandingan harga
Konsumen dapat berbelanja di seluruh dunia dan membandingkan harganya dengan mengunjungi berbagai situs yang berbeda atau dengan mengunjungi sebuah website tunggal yang menampilkan berbagai harga dari sejumlah provider.
d. Proses pengantaran produk yang inovatif
Dengan e-commerce proses pengantaran produk menjadi lebih mudah. Misalnya dalam kasus produk elektronik misalnya software atau berkas audio visual di mana konsumen dapat memperoleh produk tersebut cukup dengan mengunduhnya melalui internet.
3. Bagi masyarakat
a. Praktek kerja yang lebih fleksibel
E-commerce memungkinkan masyarakat bisa lebih fleksibel dalam menentukan tempat bekerja, misalnya mereka dapat bekerja dari rumahnya masing-saing tanpa harus pergi ke kantor.
b. Terhubungnya masyarakat dengan masyarakat lain
Masyarakat di negara berkembang dapat mengakses dan menikmati produk, layanan, dan informasi yang mungkin sulit mereka temukan di daerahnya.
c. Kemudahan akses fasilitas publik
Masyarakat dengan mudah dapat memanfaatkan layanan publik, misalnya layanan kesehatan dan konsultasi serta pembelian resep dokter dengan mengunjungi internet.
Kekurangan E-commerce
Walaupun adanya e-commerce memberi banyak keuntungan, masih terdapat berbegai kekurangan dari e-commerce antara lain:
1. Bagi organisasi / perusahaan
a. Keamanan sistem rentan diserang
Terdapat sejumlah laporan mengenai website dan basis data yang dihack, dan berbagai lubang kelemahan keamanan dalam software. Hal ini dialami oleh sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft dan lembaga perbankan. Masalah keamanan ini menjadi sangat pnting karena bila pihak lain yang tidak berwenang bisa menembus sistem maka dapat menghancurkan bisnis yang telah berjalan.
b. Persaingan tidak sehat
Di bawah tekanan untuk berinovasi dan membangun bisnis untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dapat memicu terjadinya tindakan ilegal yaitu penjiplakan ide dan perang harga.
c. Masalah kompabilitas teknologi lama dengan yang lebih baru
Dengan perkembangan dan inovasi yang melahirkan teknologi baru, sering muncul masalah yaitu sistem bisnis yang lama tidak dapat berkomunikasi dengan infrastruktur berbasis web dan internet. Hal ini memaksa perusahaan untuk menjalankan dua sistem independen yang tidak dapat saling berbagi, hal ini dapat mengakibatkan pembengkakan biaya.
2. Bagi konsumen
a. Perlunya keahlian komputer
Tanpa menguasai keahlian computer, mustahil konsumen dapat berpartisipasi dalam e-commerce. Pengetahuan dasar computer diperlukan, antara lain pengetahuan mengenai internet dan web.
b. Biaya tambahan untuk mengakses internet
Untuk ikut serta dalam e-commerce dibutuhkan koneksi internet yang tentu saja menambah pos pengeluaran bagi konsumen.
c. Biaya peralatan komputer
Komputer diperlukan untuk mengakses internet, tentu saja dibutuhkan biaya untuk mendapatkannya. Perkembangan komputer yang sangat pesat menyarankan konsumen untuk juga mengupdate peralatannya apabila tidak ingin ketinggalan teknologi.
d. Risiko bocornya privasi dan data pribadi
Segala hal mungkin terjadi saat konsumen mangakses internet untuk menjalankan ¬ e-commerce, termasuk risiko bocornya data pribadi karena ulah orang lain yang ingin membobol sistem.
e. Berkurangnya waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain
Transaksi e-commerce yang berlangsung secara on-line telah mengurangi waktu konsumen untuk dapat melakukan proses sosial dengan orang lain. Hal ini tidak baik karena dikhawatirkan akan dapat mengurangi rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.
f. Berkurangnya rasa kepercayaan karena konsumen berinteraksi hanya dengan komputer.
3. Bagi masyarakat
a. Berkurangnya interaksi antar manusia
Karena masyarakat lebih sering berinteraksi secara elektronik, dimungkinkan terjadi berkurangnya kemampuan sosial dan personal manusia untuk bersosialisasi dengan orang lain secara langsung.
b. Kesenjangan sosial
Terdapat bahaya potensial karena dapat terjadi kesenjangan sosial antara orang-orang yang memiliki kemampuan teknis dalam e-commerce dengan yang tidak, yang memiliki keahlian digaji lebih tinggi daripada yang tidak.
c. Adanya sumber daya yang terbuang
Munculnya teknologi baru akan membuat teknologi lama tidak dimanfaatkan lagi. Misalnya dengan komputer model lama atau software model lama yang sudah tidak relevan untuk digunakan.
d. Sulitnya mengatur internet
Sejumlah kriminalitas telah terjadi di internet dan banyak yang tidak terdeteksi. Karena jumlah jaringan yang terus berkembang semakin luas dan jumlah pengguna yang semakin banyak, seringkali membuat pihak berwenang kesulitan dalam membuat peraturan untuk internet.

Kamis, 11 April 2013

Tentang E-commerce

eCommerce adalah sebuah website yang menyediakan atau dapat melakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan)
1. Mendapatkan dan menarik pelanggan baru.
Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan e-commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru.
2. Menarik konsumen untuk tetap bertahan.
Di industri perbankan menemukan bahwa dengan adanya layanan e-banking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain.
3. Meningkatkan mutu layanan.
Dengan adanya e-commerce memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.
4. Melayani konsumen tanpa batas waktu.
Bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut.
Contoh E-Commerce:
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online
5. Pembelian sepatu melaui online.
Dampak Positif E-Commerce
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).